Berita Dia Ejek Kami Jaring Laba-laba

by


Jakarta, Pahami.id

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengakui pemerintahannya menyingkirkan para pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dalam serangan udara di ibu kota LibanonBeirut, pada akhir September.

Pengakuannya ia sampaikan dalam konferensi pers yang ditayangkan di kanal YouTube PM Israel, Minggu (6/10).

“Kami melenyapkan Nasrallah dan pemimpin tertinggi Hizbullah, kami melenyapkan komandan pasukan khusus Radwan (Ibrahim Aqil) yang berencana menyerang Galilea,” kata Netanyahu.


Dalam kesempatan itu, Netanyahu juga menceritakan kenangannya terhadap Nasrallah yang cukup berdampak pada ingatannya.


“Ingatkah Nasrallah yang selalu mengolok-olok kami. Dia menyebut kami sarang laba-laba,” kata PM Israel.

Nasrallah dan komandan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) Abbas Nilforoushan tewas dalam serangan udara Israel di markas Hizbullah di Beirut pada 27 September.

Keesokan harinya, Israel membunuh seorang pejabat senior Hizbullah yang merupakan Wakil Ketua Dewan Pusat, Nabil Kauk.

Sedangkan Aqil meninggal pada 23 September. Komandan pasukan khusus ini diincar Israel karena diyakini akan melakukan pembantaian yang lebih besar dan menakutkan dibandingkan serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober 2023.

Netanyahu kemudian menunjukkan bahwa kini Nasrallah dan seluruh dunia dapat melihat urat besi Israel: sebuah negara dengan tentara yang kuat.

Selain itu, Netanyahu juga memuji tindakan pasukan pertahanan Israel yang menyerang Lebanon.

Tentara Israel, lanjutnya, telah menghancurkan sebagian besar sistem rudal dan roket yang dibangun Hizbullah selama bertahun-tahun.

“Dan saat ini, tentara heroik kami sedang menghancurkan serangkaian terowongan teroris yang diam-diam telah disiapkan Hizbullah, di dekat perbatasan kami,” kata Netanyahu.

Dalam beberapa minggu terakhir, Israel telah memberikan pukulan keras terhadap Lebanon. Mereka menyebut aksi ini sebagai operasi darat terbatas dan hanya menyasar situs Hizbullah.

Namun tentara Israel juga menyerang fasilitas umum seperti kamp pengungsi di Lebanon selatan.

(isa/pta)