Jakarta, Pahami.id –
Staf dari Sekretaris -Jenderal Perjuangan (PDIP) Hasto KristiyantoKusnadi, mengklaim telah mengenal mantan kandidat legislatif PDIP yang merupakan pengungsi dari kasus korupsi Aaron dari Misa saya.
Kusnadi mengatakan dia diminta oleh Aaron, yang diduga terkait dengan upaya untuk memenuhi syarat untuk Senayan pada 2019 Pileg.
Kusnadi dipresentasikan oleh jaksa penuntut umum di Komisi Pemberantasan Korupsi (JPU KPK) sebagai saksi dalam sesi korupsi dan investigasi berikut dengan terdakwa Hasto Kristiyanto pada Kamis (8/5).
Jaksa penuntut memotong awal Kusnadi untuk menemukan Harun.
“Lalu jika dengan seseorang yang nama Masu tahu?” Tanya jaksa penuntut di Pengadilan Pengadilan Pusat Jakarta Tengah pada hari Kamis (8/5).
“Cari tahu,” jawab Kusnadi.
“Siapa cermin saya?” Jaksa Penuntut Berlanjut.
“Kandidat, Tuan,” katanya.
Kusnadi mengatakan dia mengenal Aaron pada tahun 2019, ketika dia adalah kandidat PDIP dari Distrik Pemilihan Sumatra Selatan I. Kusnadi menolak untuk menjelaskan bagaimana dia pertama kali mengenal Aaron.
“Lalu di mana kamu tahu itu?” tanya jaksa penuntut.
“Saya diminta untuk membantu, Tuan, tepat di resepsionis,” kata Kusnadi.
“Apakah kamu tahu dari mana cerminku berasal?” Jaksa Penuntut Cecar.
“Dari Aaron, Tuan,” katanya.
“Bagaimana dia memperkenalkan dirinya atau bagaimana ketika Anda bertemu Anda sebelum meminta bantuan?” tanya jaksa penuntut lagi.
“Ya, untuk resepsi,” kata Kusnadi.
Jaksa penuntut tidak memperpanjang pertanyaan dan segera meminta Kusnadi untuk menjelaskan tas yang dipercayakan Harun kepadanya.
“Lalu berkaitan dengan Anda yang tahu Mason Mason saya, maka Anda juga staf di Sekretariat DPP PDIP, apakah Anda pernah menerima deposit dari apa yang Anda sebutkan sebelumnya disebut Aaron Mind?” tanya jaksa penuntut.
“Sekali,” jawab Kusnadi.
Dia mengaku tidak menyadari isi tas, yang kemudian diketahui mengandung uang. Klaim Kusnadi, tas itu dipercayakan oleh Harun untuk diserahkan kepada PDIP Donny Tri Istiqomah (tersangka) dan Saeful Bahri (sebelumnya dihukum karena kasus korupsi).
Menurut Kusnadi, penyerahan tas itu di luar pengetahuan Hasto.
“Siapa tasnya?” tanya jaksa penuntut.
“Untuk Donny dan Saeful,” kata Kusnadi.
Setelah menerimanya, Kusnadi mengaku tidak menyadari isinya.
“Saya tidak tahu, Tuan, saya tidak tahu isinya, Tuan, tetapi ketika saya ramai, dia berkata, saya tidak tahu apa itu,” kata Kusnadi.
“Apakah Anda meminta uang atau tidak?” Jaksa Penuntut Cecar.
“Tidak ada tuan,” kata Kusnadi.
“Apakah ada uang atau tidak, ada yang ditransfer?” kata jaksa penuntut.
“Tidak,” kata Kusnadi.
Hasto Kristiyanto telah diadili untuk investigasi terkait penanganan kasus Maspini Maspin sebagai mantan kandidat hukum PDIP.
Hasto dikatakan telah mencegah KPK menangkap Aaron Masal besar saya sejak 2020.
Selain itu, Hasto juga diduga telah menyuap mantan komisioner Rp600 juta RP600 juta KPU.
Suap itu diberikan kepada wahyu yang telah menjadi kader PDIP untuk mempertahankan penentuan anggota Aaron Paw 2019-2024.
Hasto didakwa dengan suap dengan orang -orang tepercaya, Donny Tri Istiqomah dan Saeful Bahri kemudian.
Donny sekarang dinobatkan sebagai tersangka tetapi belum diproses, jadi Bahri yang saudaranya telah dihukum dan cermin saya masih menjadi pengungsi.
(ryn/wis)