Berita Di KPK, Bobby Nasution Ungkap 5 OPD Diperiksa Terkait Korupsi

by


Jakarta, Pahami.id

Gubernur Sumatra Utara Bobby Nasution Dikatakan bahwa saat ini ada lima organisasi peralatan regional (OPD) yang diperiksa sehubungan dengan tuduhan kasus korupsi.

Ini disajikan oleh Bobby selama pertemuan dengan KPK di gedung merah dan putih, Jakarta Selatan, Senin (28/4).

“Saya telah menjadi gubernur selama hampir dua bulan. Saat ini, ada lima organisasi peralatan regional yang sedang diperiksa sehingga integritas dan moral sangat penting, tidak hanya untuk kepala regional, tetapi juga untuk semua peringkat di bawahnya,” kata Bobby dikutip dari siaran pers yang didistribusikan oleh KPK pada hari Senin (28/4).


Bobby mengatakan upaya untuk memberantas korupsi tidak hanya bergantung pada integritas kepala regional, tetapi juga harus diperkuat dengan meningkatkan sistem politik dan pemerintahan di wilayah tersebut.

Dia juga meminta KPK untuk memperkuat kehadiran di wilayah tersebut, tidak hanya dalam konteks pencegahan, tetapi juga sebagai perantara dalam membangun kerja sama yang sehat antara eksekutif dan undang -undang di wilayah tersebut.

“Kita harus memastikan bahwa sistem yang ada tidak rusak sejak awal, karena jika kita memasuki sistem yang rusak, kita harus memilih: apakah kita ingin memecah atau menjaga diri kita tetap bersih,” kata Bobby.

“Oleh karena itu, kami benar -benar berharap peran KPK di wilayah ini bisa lebih kuat dan lebih sering. KPK harus menjadi keluhan bagi kami untuk meningkatkan sistem dengan lebih baik,” katanya.

Dalam agenda, Bobby juga menghargai kegiatan pertemuan Koordinasi Koordinasi Korupsi.

Dia menganggap ruang dialog yang diberikan sebagai momentum penting bagi kepala regional untuk menyampaikan pandangan dan tantangan nyata dalam memberantas korupsi.

“Kami berterima kasih kepada KPK untuk hari ini tidak hanya memberikan arahan, tetapi juga membuka ruang diskusi, ini penting sehingga kami dapat mengekspresikan pandangan langsung tentang korupsi di daerah mereka,” kata Bobby.

174 KASUS KURUSIAL DI SUMATRA UTARA

Direktur Koordinasi dan Pengawasan Regional I KPK General Yudha Wibowo telah mengungkapkan bahwa Pemerintah Daerah (PEMDA) dan DPRD telah menjadi dua aktor utama yang menentukan tata kelola daerah hitam dan putih yang bebas dari korupsi atau tidak.

“Korupsi di wilayah tersebut sering diulang dengan pola yang sama. Jika tidak ada yang belum terungkap, itu mungkin hanya masalah waktu,” kata jenderal itu.

Dia menambahkan bahwa KPK akan terus memainkan peran aktif dalam mencegah korupsi dan mendukung berbagai langkah strategis di wilayah tersebut untuk memperkuat komitmen mereka untuk memberantas korupsi.

Namun, The Great mengingatkan KPK untuk tidak berfungsi sendiri. Dia mengatakan kerja sama yang erat antara KPK, eksekutif dan hukum sehingga upaya untuk memberantas korupsi efektif.

“Kami tidak hanya terbatas pada sosialisasi, tetapi juga membuka ruang dialog untuk membahas masalah nyata di wilayah tersebut,” katanya.

Berdasarkan indeks anti -korupsi regional (IPK) dalam pemantauan pemantauan KPK untuk pencegahan (MCSP) pada tahun 2024, wilayah Sumatra Utara mencatat skor rata -rata 75,02.

Namun, di area perencanaan, skor yang diperoleh masih relatif rendah di 63.

Sementara itu, tujuh bidang lain seperti anggaran, pengadaan barang dan jasa, layanan publik, pengawasan APIP, manajemen ASN, manajemen BMD, dan optimalisasi pajak berhasil mencatat skor di atas 80.

Berdasarkan data dari pengingat investigasi KPK (SPDP) yang berkaitan dengan kontrol korupsi oleh Petugas Penegakan Hukum (APH) di Sumatra Utara, ada 170 kasus yang dioperasikan dari tahun 2023 hingga Desember 2024.

Dari jumlah tersebut, ada beberapa mode, seperti 44 persen yang terkait dengan penyalahgunaan anggaran, 42 persen terkait dengan perolehan barang dan jasa, 7 persen yang terkait dengan sektor perbankan, 3 persen yang terkait dengan banjir atau pemerasan (peningkatan), dan 4 persen tersisa termasuk mode lain.

Wakil Ketua KPK Johanis Tanak menambahkan bahwa pemberantasan korupsi bukan hanya aturan atau ukuran gaji resmi, tetapi tentang integritas hati dan pikiran.

“Big or small salaries are not a guarantee. If the heart and mind are still greedy, corruption will continue,” said Johanis before eight local government representatives, namely North Sumatra, Siantar City, Asahan Regency, High City cliffs, TanjungBalai City, Simalung Serdang, Simalai Serdang, Simalai Serdang, Simalai Serdang, Simalai Serdang Serdang, Delia Serdang, Delia Serdang, Delangai Serdang, Delangai Serdang, Delangai Serdang, Delangai Serdang, Delangai, deli

Johanis mengingatkan bahwa korupsi adalah bentuk pengkhianatan.

“Saya menyarankan, melaksanakan tugas dengan tanggung jawab, ingat, uang yang terkumpul dari korupsi adalah uang, tidak pernah membanggakan uang untuk keluarga,” katanya.

(ryn/wis)