Jakarta, Pahami.id —
Sebuah desa kecil di barat laut Nigeria panik setelah peluru dari bom diluncurkan Amerika Serikat (AS) jatuh dan meledak tak jauh dari satu-satunya fasilitas kesehatan di kawasan itu.
Warga Desa Jabo, Negara Bagian Sokoto, mengaku bingung karena wilayahnya diketahui aman dan jauh dari aktivitas kelompok teroris. Peristiwa itu terjadi pada Kamis malam (25/12) sekitar pukul 22.00 waktu setempat.
Suleiman Kagara, warga Jabo, mengaku mendengar ledakan keras disertai kobaran api saat benda tersebut melewati desa tersebut sebelum akhirnya menghantam tanah dan meledak.
“Kami tidak bisa tidur sepanjang malam. Kami belum pernah melihat hal seperti ini sebelumnya,” kata Kagara seperti dikutip CNNMinggu (28/12).
Belakangan diketahui bahwa proyektil tersebut merupakan bagian dari serangan militer AS yang menargetkan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Nigeria. Presiden AS Donald Trump menyebut operasi itu sebagai hadiah Natal bagi teroris.
Trump mengatakan AS telah melancarkan serangan yang kuat dan mematikan terhadap militan ISIS, yang menurutnya menargetkan dan membunuh warga sipil, terutama warga Kristen. Komando Afrika AS (AFRICOM) mengklaim operasi tersebut berhasil menetralisir beberapa anggota ISIS.
Namun penjelasan tersebut justru menimbulkan kebingungan di kalangan warga Jabo. Warga bersikeras bahwa desa tersebut tidak dikenal sebagai basis kelompok teroris.
Meski sebagian wilayah Sokoto dilanda perampokan, penculikan, dan penyerangan kelompok bersenjata, warga mengatakan kehidupan antaragama di Jabo tetap harmonis.
“Di Jabo, kami memandang umat Kristiani sebagai saudara. Tidak ada konflik agama, jadi kami tidak berharap hal ini terjadi,” kata Kagara.
Anggota DPR Negara Bagian Sokoto yang mewakili Distrik Tambuwal, Bashar Isah Jabo, juga menyebut Jabo sebagai komunitas damai yang tidak memiliki sejarah kehadiran ISIS atau kelompok bersenjata lainnya.
Bashar mengatakan peluru jatuh di lapangan sekitar 500 meter dari Puskesmas Utama desa tersebut.
“Tidak ada korban jiwa, namun kejadian ini menimbulkan ketakutan dan kepanikan masyarakat,” jelasnya.
Kementerian Penerangan Nigeria kemudian menyatakan bekerja sama dengan AS dan telah melakukan serangan langsung terhadap tempat persembunyian ISIS di kawasan hutan Distrik Tangaza, Sokoto.
Pemerintah mengakui pecahan peluru dari operasi tersebut jatuh di Kampung Jabo dan satu daerah lain di Negara Bagian Kwara, namun menegaskan tidak ada korban sipil.
Menteri Luar Negeri Nigeria Yusuf Tuggar mengatakan Presiden Bola Tinubu telah memberikan persetujuan operasi tersebut setelah berkomunikasi dengan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio. Dia menekankan bahwa serangan itu tidak bermotif agama, tetapi bertujuan untuk melindungi warga sipil.
(ldy/pta)

