Jakarta, Pahami.id –
Gubernur Java Barat, Dedi Mulyadi Mengungkapkan alasan untuk mengirim siswa bermasalah di Jawa Barat ke Barak Polisi Negara Indonesia Untuk berpartisipasi dalam kegiatan disiplin.
Dedi mengklaim bahwa rencana tersebut telah dibahas dengan pihak -pihak yang relevan dan mendapat dukungan dari masyarakat. Menurutnya, banyak orang tua dan wali saat ini tidak dapat merawat anak -anak mereka.
“Jadi, saya mengubah paradigma dengan cara apa pun, banyak orang tua tidak memiliki kemampuan untuk menghadapi anak -anak mereka hari ini. Banyak guru tidak memiliki kemampuan untuk berurusan dengan siswa mereka,” kata Dedi setelah menghadiri pertemuan kerja di Aula Perwakilan Komisi II, Jakarta, Selasa (29/4).
Dia menyoroti beberapa masalah yang dihadapi siswa dari gangguan mental ke fisik. Situasi ini semakin diperburuk oleh situasi ekonomi orang tua dan masyarakat sebagaimana ditangkap dalam hutang pinjaman.
“Ketika anak -anak sekolah di Purwakarta, delapan anak sekolah menengah pertama [orang] Dia terbunuh dalam kakek yang direncanakan karena setiap malam dia menghabiskan waktu bermain ML, “katanya.
Dengan situasi ini, Dedi mengklaim melibatkan polisi Indonesia dalam memupuk masalah. Menurutnya, para siswa ini adalah mereka yang memiliki kenakalan akut dan tidak dapat lagi dipelihara oleh keluarga.
Dedi mengatakan siswa kemudian akan diserahkan oleh orang tua mereka untuk pelatihan. Mereka akan berpartisipasi dalam kegiatan disiplin di Barak TNI dan Poli. Dedi menekankan bahwa siswa tidak dilatih dalam perang.
“Jadi masukkan Barak Militer, bukan pelatihan perang. Tidak. Membantu membangun pikiran mereka, kesehatan mental, dan kesehatan tubuh mereka sehingga mereka adalah anak -anak yang tepat, jangan minum, jangan merokok, jangan makan ecziar, jangan minum CIU, di mana obat -obatan itu merajalela di mana pun,” katanya.
Dedi mengklaim telah memberikan surat edaran (SE) terkait dengan rencana untuk mengirim masalah dengan masalah ke bar kepolisian nasional Indonesia. Menurutnya, beberapa daerah sudah mulai berlaku, tetapi mereka akan secara resmi efektif pada 2 Mei.
“Hari ini kami telah membuat surat edaran gubernur, hari ini saya telah menyediakan surat edaran gubernur, kami telah mengumpulkan kepala sekolah,” kata Dedi.
“Secara bertahap, kemudian saya memiliki kebiasaan, untuk pendapat pertama, disosialisasikan terlebih dahulu, lalu berhasil. Kalau tidak, surat edaran berlanjut di sana, itu tidak akan berhasil.
(Thr/isn)