Jakarta, Pahami.id —
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang menghentikan sementara semua program bantuan luar negeri AS selama 90 hari.
Bantuan luar negeri akan ditinjau untuk menentukan apakah program tersebut sejalan dengan tujuan kebijakan Trump.
Masih belum jelas seberapa besar bantuan yang akan terpengaruh oleh perintah Trump yang dikeluarkan Senin (23/1) ini karena pendanaan untuk banyak program telah dianggarkan oleh Kongres dan harus dibelanjakan.
mengutip AFPMenteri Luar Negeri Marco Rubio mengatakan kepada anggota Komite Hubungan Luar Negeri Senat pada sidang konfirmasi pekan lalu bahwa setiap dolar yang dibelanjakan pemerintah dan setiap program yang didanai harus didasarkan pada jawaban atas tiga pertanyaan sederhana: apakah hal ini membuat Amerika lebih aman, apakah hal ini membuat Amerika lebih kuat, dan apakah hal ini membuat Amerika lebih sejahtera.
AS mengalokasikan miliaran dolar bantuan luar negeri ke negara lain setiap tahunnya.
Meluncurkan berita ASDepartemen Luar Negeri AS dan Badan Pembangunan Internasional AS mendefinisikan bantuan luar negeri sebagai dana yang dialokasikan untuk kegiatan negara asing, organisasi internasional, dan entitas asing lainnya, yang dapat mencakup dana, barang, jasa, dan bantuan teknis.
Berdasarkan data terkini, AS menyalurkan bantuan sebesar US$68 miliar ke negara lain pada tahun 2023. Jumlah ini turun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar US$76 miliar.
Bantuan luar negeri AS melonjak 35 persen dari tahun 2021 hingga 2022 terutama didorong oleh peningkatan bantuan ke Ukraina. Tercatat hanya ada tiga tahun AS mengalokasikan dana bantuan luar negeri sebesar itu, yaitu pada tahun 1947, 1949, dan 1951. Saat itu, lanskap global terlihat sangat berbeda setelah Perang Dunia Kedua dan terbentuknya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). ).
Tahun itu, Prancis, Jerman, Italia, Inggris, dan Belanda menjadi penerima dana bantuan luar negeri AS terbesar.
Sementara pada tahun 2023, Ukraina, Israel, Yordania, dan Mesir memimpin daftar hampir 180 negara penerima dana bantuan AS.
Berikut daftar negara yang paling banyak menerima bantuan luar negeri AS dan berisiko terkena dampak kebijakan Trump:
1. Ukraina (US$17,2 miliar)
2. Israel (US$3,3 miliar)
3. Yordania (US$1,7 miliar)
4. Mesir (US$1,5 miliar)
5. Etiopia (US$1,5 miliar)
6. Somalia (US$1,2 miliar)
7. Nigeria (US$1 miliar)
8. Kongo (US$990 juta)
9. Afghanistan (US$886,5 juta)
10. Kenya (US$846 juta)
(fby/bac)