Daftar Isi
Jakarta, Pahami.id –
Penciptaan Paru-paru Nama -nama orang di Tangang Selatan telah menjadi percakapan di media sosial.
Peristiwa itu terjadi di Pondok Betung, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangerang Selatan) dan ditemukan selama proses pemotongan oleh Komite Pengorbanan.
Dilaporkan MomentscomDalam perekaman video ada beberapa ayah yang memegang sepotong paru -paru yang dikatakan sebagai hewan yang dikorbankan. Dalam video itu, paru -paru dipegang oleh salah satu ayah.
Ketika paru -paru diadakan, ayah dari ayah, yang dikatakan sebagai ketua masjid setempat (DKM) bernama Suhada, menunjukkan keberadaan artikel yang tercantum di paru -paru.
Menulis di paru -paru -sapi adalah nama seseorang ‘Muhamad Musofa bin Jalal Sayuti’. Menulis hitam dan sedikit memudar.
Nama namanya adalah nama ‘Muhamad Musofa’ di atas. Kemudian di baris kedua dia berkata ‘bin’. Kemudian di bagian bawah berisi kata ‘Jalal Sayuti’.
Komposisi tulisannya terlihat rapi bahkan di permukaan paru -paru. Surat secara tertulis menggunakan huruf kapital.
Daftar Isi
Awal penemuan
Ketua Dewan Masjid Lokal (DKM) Bernama Suhada mengkonfirmasi kebenaran kejadian tersebut. Dia menjelaskan bahwa awal paru -paru diketahui memiliki nama seseorang ketika komite pengorbanan melakukan proses membersihkan kulit dan organ di ternak.
“Ketika penyesuaian dilakukan oleh Mr. Warman, ternyata menjadi keajaiban dan yang unik, Ajib.
Sementara itu, sebagai pesta yang mengaku menemukan paru -paru yang membaca nama orang itu, mengatakan penemuannya dimulai ketika dia akan memotong hatinya, paru -paru dan sapi.
“Pertama, saya menetap di hati saya terlebih dahulu, setelah rapi, saya hanya ingin membawa paru -paru ke hati saya. Ketika saya mengambilnya, saya katakan, saya hanya ingin mengurusnya, ada tulisan,” kata Harman.
Warman mengakui bahwa ketika dia pertama kali bertemu dengannya, segera dalam bentuk menggosok bagian penulisan. Dia mengakui bahwa tulisan itu tidak hilang.
“Ya, secara naluriah, saya segera menggunakan jari -jari saya, sapu seperti itu, tetapi itu tidak berubah, setelah dilaporkan kepada ketua, jadi saya segera memberi tahu bagian nama atas nama itu, saya diserahkan kepada ketua komite.
Menulis tidak bisa dihapus
Suhada mengatakan tulisan itu berusaha dihapus oleh komite pengorbanan pertama yang menemukannya bernama Harman. Menurut pengakuannya, tulisan itu tidak dapat dihilangkan.
Dia mengatakan setelah gagal menghapus paru -paru ternak, Warman melaporkan penemuan itu kepadanya. Dia mengklaim telah memeriksa tulisan itu dan berpikir bahwa itu bukan manusia.
“Pada akhirnya, kesimpulannya benar bahwa ini bukan teknik manusia, bukan rekayasa yang disengaja dari orang -orang yang dikorbankan, terutama dari komite, Nauzubillah, tidak ada teknik,” kata Suhada.
Nama bukan pemilik sapi
Suhada menjelaskan bahwa ‘Muhamad Musofa bin Jalal Sayut’ adalah penduduk Idul Fitri kemarin menyumbang seekor kambing untuk disembelih dan bukan pemilik ternak yang dikorbankan. Dia mengatakan Musofa telah diberitahu tentang penemuan ini.
“Sudah (diberitahu), dan dia sendiri ketika dia bertemu denganku di doa fajar, dia menangis karena aku menyampaikan kronologi,” Suhada menjelaskan.
Paru -paru -sapi baru tidak akan dimakan
Suhada mengungkapkan bahwa paru -paru sapi tidak akan dimakan. Menurutnya, penemuan paru -paru yang membaca nama populasi harus valid.
“Yang jelas adalah bahwa ini tidak mungkin untuk dimakan. Apa ini, ini adalah bagian yang mengesankan, dan kita harus menjadi legenda,” kata Suhada.
Suhada menjelaskan bahwa partainya akan melakukan diskusi pertama tentang langkah -langkah yang harus diambil untuk menangani paru -paru sapi. Ini akan membahas dengan manajemen DKM.
“Saya tidak sendirian, saya memiliki banyak, perwakilan, pertanian, ada seorang imam, kita akan membahasnya nanti, saya juga seorang administrator MUI di Tangerang Selatan, saya akan mengkonfirmasi betapa bagusnya itu,” kata Suhada.
“Jika ini adalah masalah bagi kita untuk menjadikannya catatan sejarah, apa yang bisa kita lakukan untuk melakukannya.
Baca lebih lanjut tentang Di Sini.
(Isn/isn)