Jakarta, Pahami.id –
Indonesia pernah membeli pejuang dari Israel Pada tahun 1979 terakhir.
Bahkan, Indonesia juga telah mengirim pilotnya ke sana.
Jadi rahasia misi disebut Operasi Alpha. Bahkan, banyak perwira militer tidak tahu. Ada 10 pilot yang dilatih di sana.
LB Moerdani, yang kemudian menjadi kepala Badan Intelijen Abri (BIA), mengirimkan pesan kepada 10 pilot.
“Ini adalah misi rahasia, maka orang -orang yang skeptis, silakan kembali, jika misi ini gagal, negara tidak akan mengenali kewarganegaraan Anda, tetapi kami masih akan mencoba Anda semua dapat kembali dengan cara lain.
Salah satu pilot F Djoko Poerwoko menulis pengalamannya dalam buku “Dancing in Space, anak -anak Kampung menjadi penerbangan pertempuran”.
Selama empat bulan pilot Angkatan Udara melakukan kegiatan pelatihan untuk pesawat baru.
Tidak hanya belajar terbang, tetapi pelajari cara mengoperasikan pesawat Skyhawk A-4.
Poerwoko membawa pesawat Garuda dari bandara Halim Perdana Kusuma ke Singapura. Di Singapura, mereka mengganti penerbangan ke Frankfurt, Jerman.
Sampai Frankfurt, mereka naik pesawat lain ke Tel Aviv.
Dari Tel Aviv mereka pergi ke pangkalan udara Eilat. Di sana mereka diajarkan untuk menerbangkan Skyhawk.
Untuk melanjutkan ke halaman berikutnya …
Berkat ketekunan berlatih, pada 20 Mei 1980, sepuluh pilot menerima Brevet sebagai pilot pertempuran Skyhawk A-4.
Keberadaan mereka di Israel harus menyamar, seolah -olah dilatih di Amerika Serikat. Tidak heran segala sesuatu yang menunjukkan bahwa mereka telah dilatih di Israel harus dihancurkan, termasuk gambar.
Jadi foto -foto yang dibawa ke Indonesia adalah foto -foto dari Disneyland, Washington DC, New York, meskipun termasuk Menentos dan Diploma dari Korps Marinir AS, Yuma Air Station.
Segera setelah rahasia misi itu akan pergi, Djoko menulis, seorang bos di Angkatan Udara Indonesia juga mengatakan, “Saya pikir Anda belajar A-4 di Israel, bahkan di Amerika,” kata bos.
Semua pesawat datang ke pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara dalam beberapa gelombang dan dengan hati -hati dan diamankan dan selesai pada Agustus 1982.
Empat Skyhawk pertama masing-masing dari dua pesawat terjadi dan dua pesawat mengambil kursi ganda tiba mengenakan bungkus F-4 E/F harimau.
Metode penyamaran digunakan bagi orang untuk berpikir Tiger F-5 E/F Tiger datang pada hari berikutnya dengan transportasi Angkatan Udara AS. Sebanyak 16 pesawat dibawa masuk.
Setelah pesawat dikurangi menjadi hangar Skadron 17 di Angkatan Udara Halim Perdanakusuma, pesawat itu kemudian diperiksa dengan penerbangan oleh seorang pilot yang telah dirawat oleh Angkatan Udara.
Selain itu, sepuluh pilot telah dikirim ke Proyek Alpha untuk mendidik pilot A-4 baru di negara ini.
Djoko Poerwoko meninggal pada 9 Agustus 2011 di Rumah Sakit Brasil pada pukul 22:30 waktu setempat pada usia 61, karena serangan jantung. Keberadaan marsda tni (ret.) F Djoko Poerwoko dalam konteks kunjungan ke pabrik pesawat Super Tucano dalam undangan dari Embraer.
Dikutip dari situs web Angkatan Udara, Marshal Young TNI (Ret.) F. Djoko Poerwoko, mantan Pangkohanudnas pada tahun 2003, lahir di Klaten, meninggalkan seorang istri, dua anak dan tiga cucu.