Berita CCTV Terhapus, Kapolda Sumbar Dilaporkan

by

Daftar isi



Jakarta, Pahami.id

Kasus meninggalnya seorang siswa sekolah dasar Afif Maulana (13) yang diduga diserang oleh anggota Sabhara Polda Sumbar (Sumatera Barat) masih menjadi misteri hingga saat ini.

Afif ditemukan tewas dengan luka lebam di bawah jembatan Batang Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat, Minggu (9/6) sore.

Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang menduga korban meninggal dunia akibat dianiaya anggota Sabhara Polda Sumbar yang sedang berpatroli untuk menghindari perkelahian. Selain itu, LBH menyebut ada remaja lain yang juga disiksa dan dilukai.


Namun Kapolda Sumbar Irjen Suharyono menegaskan, penyebab utama tewasnya Afif karena terjun ke sungai, bukan akibat disiksa anggota tim.

CNNIndonesia.com merangkum perkembangan terkini kasus meninggalnya Afif sebagai berikut:

CCTV Polisi Kuranji dihapus

Kapolda Sumbar Irjen Suharyono mengatakan, kamera CCTV di Polsek Kuranji ada dan tidak rusak. Namun, rekaman tersebut telah dihapus.

CCTV-nya tidak rusak, tidak rusak, ada tapi kapasitas penyimpanannya hanya 11 hari, kata Suharyono dalam konferensi pers yang digelar, Minggu (30/6).

Katanya, berdasarkan informasi ahli CCTV di Polsek Kuranji, mereka hanya memiliki ruang penyimpanan sebesar 1 terabyte (TB) atau hanya mampu menyimpan rekaman selama 11 hari.

Sementara itu, rekaman kamera sirkuit tertutup (CCTV) di Polsek Kuranji baru dibuka atau diperiksa ahlinya pada 23 Juni atau lebih dari 15 hari setelah kejadian.

“Kalau dibuka sebelum hari kesebelas atau hari kesebelas masih tersimpan, namun kemampuan menyimpannya hanya sampai hari kesebelas, sehingga tertimpa informasi lain yang bisa terekam di CCTV, sehingga ketika dibuka. dibuka, yang terekam sudah tumpang tindih dengan kejadian setelahnya,” ujarnya.

Polda Sumbar membantah menutup kasus tersebut

Polda Sumbar membantah kabar yang menyebutkan pihaknya menghentikan penyidikan kematian Afif. Polisi pun memastikan proses penyelidikan terus berjalan.

“Kami dari Polda Sumbar akan mengoreksi informasi pemberitaan tersebut, berkembang rumor bahwa Polda Sumbar menghentikan kasus penemuan jenazah (Afif Maulana) di Jembatan Kuranji. Demikian hingga saat ini, sesuai apa yang disampaikan Kapolda. dalam jumpa pers, jelas Polda Sumbar “Masih kami cari dan masih dalami,” kata Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Dwi Sulistyawan kepada wartawan di Mapolda Sumbar, Selasa (2/7). sore.

Demikian kesimpulan salah satu media. Jadi sekali lagi, Polda Sumbar masih terus melanjutkan proses penyidikan kasus penemuan mayat di Jembatan Kuranji dan kasus dugaan pelanggaran yang dilakukan anggota Kuranji. Mabes Polri Jadi kasus ini masih kami lanjutkan,” tegasnya.

Kapolda Sumbar mengadu ke Propam

Buntut dari kasus tersebut, Suharyono selaku Kapolda Sumbar dilaporkan ke Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri terkait dugaan pelanggaran etik.

Pengaduan tersebut diajukan oleh tim Advokasi Koalisi Masyarakat Sipil Anti Penyiksaan dan terdaftar dengan nomor: SPSP2/002933/VII/2024/BAGYANDUAN tanggal 3 Juli 2024.

Selain Suharyono, Koalisi Publik juga mengadu ke Kanit Reskrim Polresta Padang dan Kepala Satuan Jatanras Reskrim Polresta Padang ke Propam Polri.

“Karena dalam proses hukum yang dilakukan Polresta Padang dan Polda Sumbar, kita melihat banyak kejanggalan yang berujung pada pelanggaran etik,” kata Kepala Divisi Hukum KontraS Andrie Yunus kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (3/7). . ).

Andrie menjelaskan, salah satu dugaan pelanggaran yang dilakukan Suharyono adalah untuk menarik perhatian masyarakat untuk mengetahui siapa yang membuat kasus kematian Afif menjadi viral.

Padahal, menurutnya, Polda Sumbar harus segera melakukan pengusutan mendalam dan mengusut dugaan penganiayaan yang menyebabkan Afif meninggal dunia.

Kapolda Sumbar buka suara

Suharyono pun buka-bukaan soal keluhan terhadap dirinya. Kata dia, seluruh informasi yang disampaikan kepada publik berdasarkan bukti-bukti yang dapat dipercaya.

“Tolong (keluhkan). Saya bukan penjahat, saya pembela kebenaran. Kami bertanggung jawab, yang kami yakini berdasarkan bukti dan bukti kuat, Afif Maulana terjun ke sungai untuk melindungi diri sambil mengajak Adhitya,” ujarnya. .

(des/wis)