Jakarta, Pahami.id –
Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (PM Menko) Muhaimin Iskandar mengkritik proposal Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang menginginkan Vasektomi Karena suaminya adalah syarat bagi keluarga untuk diterima bantuan sosial.
CAK IMIN, julukannya, menekankan bahwa tidak ada aturan yang mengendalikan vasektomi suami sebagai kondisi keluarga untuk bantuan sosial.
“Tidak ada, tidak ada situasi,” kata Cak Imin, julukannya di kompleks parlemen, Jakarta, Sabtu (3/5).
CAK IMIN menekankan bahwa penyediaan bantuan sosial harus mematuhi aturan yang relevan dan tidak dapat membuat aturannya sendiri untuk memberikan bantuan sosial.
“Aturannya tidak tersedia, Anda tidak dapat membuat aturan sendiri,” katanya.
Dedi Mulyadi sebelumnya menyarankan vasektomi untuk suaminya sebagai kondisi keluarganya sebagai penerima manfaat dari program bantuan pemerintah provinsi.
Vasektomi adalah prosedur kontrasepsi permanen pada pria yang dilakukan dengan memotong atau menyumbat sperma (vas deferens) sehingga sperma tidak dapat mencapai semen selama ejakulasi.
Persyaratan vasektomi untuk suami digunakan sehingga pria dari keluarga miskin terlibat aktif dalam Program Keluarga Berencana (KB) yang mencoba mencapai kepadatan populasi untuk kesejahteraan masyarakat.
Dedi berencana menjadikan keanggotaan keluarga berencana sebagai syarat menerima bantuan dari beasiswa hingga berbagai bantuan sosial dari wilayah tersebut.
Ini, kata Dedi, yang bertujuan memberikan bantuan pemerintah, termasuk dari wilayah tersebut, bahkan lebih dan tidak fokus pada satu atau satu keluarga.
“Jangan beban reproduksi hanya wanita. Wanita tidak menanggung beban reproduksi, Sabab nu beukian mah salakina [karena yang ‘doyan’ pasti suaminya]. Pasti seorang pria. Mengapa pria harus? Karena misalnya wanita kemudian memiliki banyak masalah. Misalnya, lupa minum pil atau yang lain, “kata Dedi di Bandung pada hari Senin (28/4) yang dikutip dari antara keduanya.
(MAB/DMI)