Jakarta, Pahami.id —
Amerika Serikat akan mengirimkan bom senilai US$750 juta (setara Rp 11,7 triliun) ke Arab Saudisetelah mengakhiri embargo yang diterapkan sejak 2022.
Laporan Wall Street Journal (WSJ) menyebutkan pengiriman amunisi ini akan mencakup 3.000 bom berdiameter kecil dan 7.500 bom Paveway IV.
Menurut laporan WSJ, Washington sedang mencoba mengajukan banding ke Arab Saudi, dalam upaya untuk menegaskan kembali pengaruhnya di Timur Tengah.
Akhir pekan lalu, AS memutuskan untuk mencabut larangan Washington atas penjualan senjata ofensif ke Saudi. Departemen Luar Negeri AS disebut telah mencabut larangan pengiriman amunisi udara ke wilayah tertentu milik Washington.
“Kami akan mempertimbangkan keputusan baru berdasarkan kasus per kasus sesuai dengan Kebijakan Transfer Senjata Konvensional,” kata seorang pejabat di Departemen Luar Negeri AS, seperti dilansir Reuters.
Pada tahun 2022, Presiden Joe Biden memberlakukan larangan tersebut di tengah kekhawatiran bahwa militer Saudi akan menggunakan amunisi buatan AS untuk membunuh warga sipil di Yaman.
Embargo senjata juga memicu ketegangan antara AS dan Arab Saudi, bahkan disebut-sebut menghambat kemampuan militer Arab Saudi dalam melawan Gerakan Houthi Yaman.
Riyadh dan Houthi telah berperang sejak tahun 2015, ketika koalisi negara-negara Arab yang dipimpin oleh Arab Saudi melakukan intervensi di Yaman setelah Houthi menguasai sebagian besar negara tersebut.
Kelompok Houthi juga dikatakan telah menguasai ibu kota Sanaa dan kota-kota besar lainnya, menjalankan pemerintahan yang sebagian besar tidak diakui secara internasional.
(Dna)