Berita Buruk Tangani Banjir, Pemimpin Valencia Didemo untuk Mundur

by


Jakarta, Pahami.id

Diperkirakan 100.000 orang berdemonstrasi menuntut Carlos Mazon mengundurkan diri sebagai kepala daerah otonom Valencia, Spanyol, karena dianggap tidak kompeten dalam mengatur. banjir besar Pada suatu ketika.

Dilaporkan AFPribuan orang berkumpul di pusat kota Valencia sambil membawa poster berisi tuntutan dan kemarahan mereka karena Mazon tidak kompeten dalam mengantisipasi dan menangani bencana alam pada akhir Oktober 2024.


“Ada apa? Tidak kompeten! Makanya kami ada di sini, karena masih banyak orang tidak kompeten yang mendapat gaji,” kata salah satu warga, Raquel Ferrandis, seperti dilansir AFP pada Sabtu (30/11) waktu setempat.

Guru berusia 55 tahun dari salah satu kota yang paling parah terkena dampak banjir, Paiporta, membawa spanduk untuk mengenang ibu temannya yang meninggal saat banjir.

AFP melaporkan, peringatan banjir melalui telepon disampaikan kepada warga ketika air sudah meluap ke jalan. Sementara itu, beberapa kota belum menerima bantuan pemerintah selama beberapa hari.

Saat ini, para pengungsi terpaksa bergantung pada sukarelawan untuk mendapatkan makanan, air, dan peralatan sanitasi.

Maribel Peralta, guru berusia 62 tahun, mengkritik Mazon sambil membawa spanduk. Ia mengaku “sangat marah” terhadap politisi yang dilantik pada Juli 2023 tersebut.

Diperkirakan 100.000 orang berdemonstrasi menuntut Carlos Mazon mengundurkan diri sebagai pemimpin daerah otonom Valencia, Spanyol, karena buruknya penanganan banjir baru-baru ini. (AFP/ JOSE JORDAN)

“Orang-orang yang kehilangan segalanya, lihatlah bagaimana kehidupan mereka sekarang,” kata warga Valencia itu.

“Masyarakat yang kehilangan usahanya, lihatlah bagaimana kehidupannya sekarang. Bantuan tidak kunjung datang,” lanjutnya.

Tak hanya Mazon, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez juga menjadi sasaran demonstrasi rakyat. Warga menilai Sanchez tidak bertindak lebih tegas dalam menangani respons tersebut.

“Para politisi ini membunuh rakyat!” kata salah satu poster yang dibawa ke demonstrasi.

Tak hanya itu, sejumlah poster menuding pemerintah sebagai “pembunuh” mengingat lambatnya persiapan dan penanganan bencana. Pemerintah Valencia mengeluarkan peringatan 12 jam setelah badan cuaca Spanyol menaikkan peringatan hujan dan banjir ke tingkat tertinggi.

“Jika masyarakat telah diperingatkan sebelumnya, jika mereka mempunyai sarana, hal ini tidak akan terjadi,” kata Juan Carlos Ribes, yang datang untuk berdemonstrasi dari sebuah kota sekitar 50 kilometer (30 mil) ke arah selatan.

“Yang lain-lain hanya alasan,” imbuh PNS berusia 58 tahun itu.

AFP mengatakan penanggulangan bencana adalah tanggung jawab pemerintah daerah dalam sistem pemerintahan Spanyol yang sangat terdesentralisasi.

Namun, pemerintah pusat diperbolehkan memberikan sumber daya kepada provinsi dan bahkan melakukan kontrol dalam kasus yang ekstrim.

Bencana banjir besar yang melanda Valencia pada akhir Oktober 2024 lalu menjadi salah satu bencana alam paling mematikan dalam sejarah Spanyol.

Banjir terjadi akibat hujan deras. Jumlah hujan yang turun saat itu setara dengan curah hujan selama satu tahun. Buruknya persiapan dan penanganan dari pemerintah memperburuk keadaan.

Akibatnya, 229 orang meninggal dunia dan lima orang hilang, serta berbagai harta benda masyarakat rusak.

(AFP/akhir)