Jakarta, Pahami.id –
Junta militer Myanmar Dilaporkan mengebom sebuah rumah sakit di Mrauk-U, Negara Bagian Rakhine, menewaskan lebih dari 30 orang pada Rabu (10/12).
Negara Bagian Rakhine pernah menjadi rumah bagi mayoritas etnis minoritas Rohingya yang menjadi sasaran penganiayaan junta militer. Saat ini, wilayah tersebut sebagian besar dikuasai oleh kelompok milisi pemberontak dan oposisi junta Myanmar.
“Situasinya sangat buruk,” kata pekerja bantuan Wai Hun Aung AFP pada Kamis (11/12).
Hun Aung melaporkan bahwa serangan udara terjadi pada Rabu malam. Jet tempur militer dilaporkan menjatuhkan beberapa bom di rumah sakit ketika orang-orang sedang tidur.
“Saat ini yang meninggal bisa kami pastikan ada 31 orang dan kami perkirakan masih bisa bertambah. Selain itu yang luka-luka ada 68 orang, jumlah itu juga masih akan bertambah,” kata Hun Aung.
Setidaknya 20 jenazah yang terbungkus terlihat di luar rumah sakit pada malam hari.
Serangan brutal junta militer ini terjadi menjelang pemilu yang akan dimulai bulan ini.
Junta Myanmar memutuskan pemilu akan diadakan pada 28 Desember setelah mengambil alih kekuasaan dengan menggulingkan pemerintahan sipil pada tahun 2021.
Sejak itu, Myanmar kembali menghadapi Perang Saudara. Menurut lembaga pemantau konflik, junta militer Myanmar terus meningkatkan intensitas serangan udara sejak kembali berkuasa.
Sementara itu, junta Myanmar mengklaim pemilu mendatang akan menjadi jalan keluar dari perang saudara yang terus memporak-porandakan masyarakat.
Namun kelompok pemberontak telah berjanji untuk menggagalkan unjuk rasa di wilayah yang mereka kuasai, yang kini coba direbut kembali oleh junta.
Sementara itu, hingga kini juru bicara junta Myanmar belum bisa dihubungi untuk dimintai komentar dan konfirmasi terkait serangan udara terbaru yang menyasar warga sipil tersebut.
(RDS/BAC)

