Yogyakarta, Pahami.id –
Direktur Perlindungan Warga Negara Asing atas Indonesia (Kementerian Luar Negeri) Ri judha nugraha isak Diplomat Kementerian Luar Negeri Young ditemukan tewas di ruang asrama di Gondangdia, Menteng, Jakarta Tengah.
Judha memiliki kesempatan untuk memberikan pernyataan yang mewakili Kementerian Luar Negeri selama upacara pelepasan benda ADP di Gedung Pemakaman, Banguntapan, Bantul, DIY, Rabu (9/7).
Judha mengatakan ADP terlambat untuk bergabung dengan Kementerian Luar Negeri sebagai diplomat sejak 2014. Dia bertugas di kedutaan Republik Indonesia (KBRI) Dili, Timor Leste dan Buenos Aires, Argentina.
Delapan tahun kemudian, almarhum bergabung dengan Direktorat Perlindungan Indonesia.
“Dengan kerja kerasnya, berdedikasi, dan membantu, dia telah membantu banyak orang Indonesia menderita masalah di luar negeri,” kata Judha.
“Kami melihat bagaimana Mas Daru … Mas Daru (ADP) membawa anak -anak yang ditinggalkan di Taiwan kembali ke Indonesia, Mas Daru turun untuk mengosongkan orang Indonesia selama gempa bumi Turki terakhir.
Seharusnya, Judha mengatakan dia dan teman -temannya di direkturnya adalah perpisahan bagi para korban yang direncanakan untuk pergi dan melayani di Kedutaan Besar Indonesia di Helsinki akhir bulan ini.
“Namun, Tuhan memiliki rencana lain, pemisahan ini adalah perpisahan, tetapi kita harus yakin, Tuhan adalah pemilik dan pemilik rencana, Tuhan sudah siap, Husnul Khatimah meninggal dan kami bersaksi bahwa almarhum adalah orang yang baik,” katanya.
Tubuh ADP kemudian dimakamkan di Pemakaman Sundthen, Jomblangan, Banguntapan, Bantul, Rabu sore. Judha juga memimpin sampai mayat itu dimakamkan.
Pertemuan setelah pemakaman, Judha mengkonfirmasi bahwa terlambat juga merupakan saksi untuk persidangan Undang -Undang Perdagangan Rakyat (TPPO) di Jepang. Meskipun, dia tidak menentukan ini.
“Almarhum adalah saksi kasus TPPO di Jepang. Untuk waktu yang lama, kasus ini telah diselesaikan sejauh yang saya tahu,” kata Judha.
Judha tetapi meminta untuk tidak menghubungkan peran saksi dengan kasus TPPO dengan kematian ADP masih ditangani oleh polisi.
“Jangan dikaitkan dengan penyelidikan polisi, kami tidak berspekulasi, jadi kami tidak ingin berspekulasi, kami sedang menunggu penyelidikan polisi,” katanya.
ADP (39) ditemukan tewas dengan wajah terpisah atau selotip di sebuah rumah asrama di Small Gondangdia Road, Menteng, Central Jakarta pada hari Selasa (8/7) sekitar pukul 08.30 WIB.
Dari hasil pemeriksaan sementara, polisi tidak menemukan tanda -tanda kekerasan di tubuh korban. Selain itu, polisi juga mengatakan bahwa para korban tidak hilang.
Menurut sebuah adegan kriminal, polisi menemukan sidik jari korban di selotip yang menutupi wajahnya. Namun, ini akan diperiksa lebih lanjut di lab.
(Kum/DNA)