Jakarta, Pahami.id –
Gubernur Sumatra Utara (Sumatra Utara) Muhammad Bobby Afif Nasution secara resmi menandai pekerjaan Jembatan Idano Noyo di NIAS Barat dengan menempatkan batu pertama pada hari Jumat (6/13). Jembatan yang runtuh pada bulan Maret akan dibangun dengan Kelas A, membuatnya setara dengan jembatan di jalan -jalan negara itu.
“Perencanaan jembatan ini bukan yang pertama, tetapi ditunda atau dihentikan karena satu dan lain alasan, sekarang kita bangun dalam kualitas yang baik,” kata Bobby Nasution di Desa Tuwuna, NIAS Barat.
Jembatan Idano Noyo akan dibangun menggunakan teknik penyangga (tanpa tiang di tengah) panjangnya 95 meter. Lebar jembatan adalah 9 meter, 7 meter untuk tubuh jalan dan trotoar 1 meter di kedua jalan.
Targetkan bahwa Jembatan Idano Noyo yang baru akan selesai pada bulan Desember dengan nilai kontrak Rp46,7 miliar. Bobby Nasution berharap para pemangku kepentingan, pemerintah daerah dan semua tingkat masyarakat mendukung perkembangan ini.
“Ini adalah pengembangan infrastruktur pertama di era kepemimpinan kami, dan juga merupakan pengembangan simbolis infrastruktur di NIAS karena pada bulan Juli, kami juga akan meningkatkan jalan di NIAS dengan anggaran RP204 miliar, sehingga membutuhkan dukungan dan kerja sama dari semua pihak,” kata Nasution Bobby.
Penduduk NIAS Barat, Sri Astrianany Gulo, mengakui bahwa rincian Jembatan Idano Noyo menyulitkan masyarakat. Insiden itu membuat penduduk desa menyeberang sungai menggunakan kapal yang membutuhkan waktu dan uang.
“Setiap hari saya lulus dan seterusnya, biasanya dari rumah pada jam 7 pagi jadi saya harus jam 6 pagi, jadi itu tidak efektif dan efisien, ditambah biaya Rp 20 ribu, kami benar -benar berharap untuk menyelesaikan sesegera mungkin,” kata Sri Astrianany Gulo.
Menurut Bupati West Nias Eliyunus Waruwu, publik berkomitmen untuk mendukung pembangunan jembatan, antara lain, 4 penduduk yang menyediakan tanah dan rumah mereka untuk menjaga pembangunan tetap lancar.
“Ada 4 penduduk yang rumahnya terpapar pada pembangunan jembatan, mereka telah membuat dan menyumbangkan tanah mereka, dan bahkan 1 penduduk hanya dibiarkan 2 meter, kami akan mencoba membantu penduduk desa memiliki rumah lain,” kata Eliyunus Waruwu.
Jembatan Idano Noyo dimakamkan oleh rezim/walikota di Kepulauan Nias, ketua Sumatra Utara PKK TP Kahiyang Ayu, unsur -unsur Forkopimda dan anggota Sumatra Utara.
(rea/rir)