Berita BNPT Sowan ke Gus Baha, Ajak Dukung Program Deradikalisasi

by
Berita BNPT Sowan ke Gus Baha, Ajak Dukung Program Deradikalisasi


Jakarta, Pahami.id

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar dialog nasional dengan pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an LP3IA, KH Ahmad Bahauddin Nursalim alias Gus Baha.

Kepala BNPT Eddy Hartono mengatakan, pihaknya ingin memberdayakan pemahaman keagamaan yang sederhana, inklusif dan sejalan dengan nilai-nilai kebangsaan di masyarakat.


Dialog tersebut digelar di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an LP3IA, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah bersama Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan serta Densus 88 Antiteror Polri.

“Sebagai sarana pencerahan bangsa sekaligus mendukung program deradikalisasi dan penguatan moderasi beragama,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Selasa (23/12).

Eddy juga mendorong rekan-rekan deradikalisasi untuk memanfaatkan momentum dialog sebagai ruang pembelajaran dan refleksi nasional.

Maka pergunakanlah waktu ini dengan sebaik-baiknya dan ini menjadi pencerahan dan bekal agar keimanan kita semakin tumbuh dan berkembang sehingga bisa kita amalkan sebagai warga negara Indonesia, ujarnya.

Sementara itu, Gus Baha mengatakan, melalui dialog ini diharapkan dapat membuka pikiran para peserta agar bisa berpikir lebih objektif.

“Awal mula Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW adalah agama dialog. Dialog membuat manusia berpikir objektif,” jelasnya.

Ketua LP3IA Pesantren Al-Qur’an Narukan Gus Umam mendorong terselenggaranya dialog nasional ini. Ia menegaskan, pihaknya berkomitmen untuk tidak mencetak mahasiswa yang tidak hanya paham ilmu agama, tapi juga berwawasan kebangsaan.

Tarekat Al-Quran senantiasa berkomitmen untuk mendidik peserta didik tidak hanya memahami ilmu agama, tetapi juga memiliki sikap toleransi, menghargai perbedaan dan cinta tanah air NKRI. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya bersama menjaga persatuan dan perdamaian bangsa, ujarnya.

Di sisi lain, salah satu Sahabat Deradikalisasi Laswadi mengaku dialog nasional memberikan dampak positif terhadap proses perubahan pemahaman.

“Dengan adanya dialog ini akan semakin menambah keyakinan saya akan perubahan ke arah yang lebih baik baik bernegara, ras, dan agama,” ujarnya.

Ia menilai dialog dengan ulama merupakan cara yang efektif untuk mengoreksi keyakinan beragama yang keras dan tidak toleran.

“Yang tidak toleran harus sangat efektif berdialog, tentunya dengan berdialog mereka juga sangat memahami apa yang dirasakan teman-teman yang punya pemahaman kuat,” ujarnya.

(fra/tfq/fra)