Jakarta, Pahami.id —
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) diprediksi cuaca ekstrem tidak akan terjadi di Indonesia pada pergantian tahun 2024 ke 2025.
BMKG memastikan cuaca malam tahun baru lebih kondusif, Insya Allah. Insya Allah jika tidak terjadi fenomena yang tidak terduga secara tiba-tiba, Insya Allah tahun baru aman dari cuaca ekstrim, kata Kepala BMKG Dwikorita. Karnawati dalam jumpa pers virtual, Minggu (29/12) sore.
Dijelaskannya, awal Desember lalu fenomena cold surge dari dataran tinggi Siberia terjadi di Indonesia. Kondisi dingin menjadi penyebab terjadinya banjir besar di Jakarta dan sekitarnya pada pergantian tahun 2019 hingga 2020.
Namun berdasarkan pantauan terkini, fenomena gelombang dingin tersebut tertahan dengan munculnya bibit siklon di perairan Laut Cina Selatan.
Faktanya, badai tropis juga terjadi di perairan tersebut, fenomena munculnya bibit siklon, serta rendahnya wilayah tekanan di Laut Cina Selatan, hal inilah yang menghambat aliran massa udara, aliran massa udara ke perairan tersebut. barat. Indonesia termasuk monsun Asia dan musim dingin, mengakibatkan daerah dingin dan monsun Asia semakin melemah, ujarnya.
Selain faktor tersebut, dia menjelaskan, cuaca ekstrem diperkirakan tidak akan terjadi pada pergantian tahun akibat peralihan Osilasi Julian Madden dari wilayah Indonesia.
Osilasi Julian Madden yang tadinya masih berada di wilayah Indonesia dan memicu tumbuhnya awan hujan, kini alhamdulillah telah bergeser, berpindah, dan berada di Samudera Pasifik. Hal ini tentunya mengurangi potensi cuaca ekstrem di wilayah Indonesia, katanya.
Meski cuaca ekstrem diperkirakan tidak terjadi pada pergantian tahun, Dwikorita tetap meminta masyarakat untuk waspada dan selalu mengikuti informasi dari BMKG, terutama saat berada di luar rumah.
“Cuaca saat ini semakin kompleks dan tidak menentu. Apalagi sebagai salah satu dampak perubahan iklim, tidak hanya di Indonesia, berbagai belahan dunia juga mengalami kompleksitas dan ketidakpastian,” ujarnya.
(tahun/bulan)