Berita Biden Berharap Gencatan Senjata Gaza Tercapai saat Ramadan

by


Jakarta, Pahami.id

Presiden AS Joe Biden mengharapkan gencatan senjata Gaza dapat dicapai pada bulan Ramadhan. Ia mengaku berupaya keras agar kesepakatan bisa tercapai pada pertengahan Maret 2024.

“Saya berharap demikian, kami masih bekerja keras untuk itu,” kata Joe Biden seperti dilansir AFP, Jumat (1/3).

“Tetapi kami belum mencapainya [kesepakatan],” dia berkata.


Pernyataan tersebut disampaikan beberapa hari setelah Biden berharap gencatan senjata di Gaza bisa dilakukan pada Senin (4/3).

Namun, pada Kamis (29/2) ia mengaku ragu gencatan senjata akan segera dilaksanakan setelah Israel melepaskan tembakan besar-besaran ke warga Palestina yang mengantre bantuan, hingga menewaskan lebih dari 100 orang. Lebih dari 700 orang terluka.

“Saya telah menelepon orang-orang di wilayah tersebut… Mungkin tidak pada hari Senin, tapi saya berharap demikian,” kata Biden saat itu.

Selain gencatan senjata, AS juga mendesak Israel mengizinkan umat Islam beribadah di kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem sepanjang bulan Ramadhan. AS menilai hal ini ada hubungannya dengan apa yang harus dilakukan dan keamanan Israel.

[Gambas:Video CNN]

Seruan itu muncul setelah seorang menteri sayap kanan mengusulkan larangan bagi warga Palestina di Tepi Barat untuk salat di Masjid Al-Aqsa di tengah serangan militer Israel yang terus berlanjut hingga hari ini.

Terkait Al-Aqsa, kami terus mendesak Israel untuk memfasilitasi akses ke Temple Mount bagi jamaah yang beribadah dengan tenang selama Ramadhan sesuai dengan praktik masa lalu, kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller.

“Ini bukan hanya tentang hal yang benar untuk dilakukan, ini bukan hanya tentang memberikan kebebasan beragama yang pantas dan berhak mereka dapatkan, namun ini juga merupakan sesuatu yang secara langsung penting bagi keamanan Israel,” katanya.

Tak hanya itu, kini AS dipastikan akan mulai mengirimkan pasokan bantuan ke Gaza melalui jalur udara, menyusul banyak negara yang sudah melakukannya.

Militer beberapa negara telah mengirimkan pasokan bantuan melalui udara karena sebagian besar konvoi bantuan darat dihentikan. Jadi, bantuan itu dikirim ke Gaza dengan parasut.

Yordania telah melakukan banyak operasi serupa sejak pecahnya perang pada tanggal 7 Oktober, dengan dukungan dari negara-negara lain, termasuk Inggris, Perancis dan Belanda.

Mesir juga mengirimkan beberapa pesawat militer dalam serangan udara pada hari Kamis bersama dengan Uni Emirat Arab.

Korban jiwa, terutama warga sipil, terus menurun dalam hampir lima bulan terakhir. Hal ini dimulai dengan serangan mendadak Hamas terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober yang mengakibatkan kematian sekitar 1.160 orang, sebagian besar warga sipil.

Namun, serangan balasan Israel untuk melenyapkan Hamas kini telah menewaskan sedikitnya 30.228 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut angka terbaru dari Kementerian Kesehatan Gaza.

(AFP/Kris)


!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);