Pasien dan bayi dirawat di Rumah Sakit Aqsa di GazaPalestina, bisa saja berakhir di kuburan massal setelah terjadi krisis listrik di kawasan akibat invasi Israel.
Juru bicara Rumah Sakit Martir Al Aqsa, Khalil Al Dakran, mengatakan bayi di inkubator dan pasien dialisis yang menggunakan mesin bergantung pada bahan bakar. Mereka menghadapi risiko kematian yang tinggi di tengah krisis.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
“Jika listrik dan air padam dan bahan bakar habis, para pasien akan dipindahkan ke kuburan massal jika invasi terus berlanjut,” kata Dakran seperti dikutip. Al JazeeraSenin (13/11).
Dia kemudian berkata, “Dan dunia [hanya] bisa melihat.”
[Gambas:Video CNN]
Unit perawatan intensif neonatal di Al Aqsa juga berada dalam kondisi kritis.
Salah satu perawat di rumah sakit tersebut, Warda Al Awawda, mengatakan banyak bayi baru lahir yang berada di unit perawatan intensif (ICU).
Bayi-bayi ini bukan hanya mereka yang lahir prematur, tapi juga mereka yang terluka akibat perang. Bayi yang terluka itu harus melalui jalan yang sulit untuk sampai ke rumah sakit. Keadaan ini juga mempengaruhi kesehatan bayi.
Para perawat mengatakan mereka kesulitan merawat bayi-bayi tersebut karena kurangnya persediaan penting, termasuk peralatan sanitasi.
Israel melancarkan invasi ke Gaza sejak 7 Oktober. Mereka juga menyatakan perang terhadap Hamas.
Selama invasi, Israel memutus aliran listrik dan komunikasi serta memblokir bantuan kemanusiaan yang masuk.
Mereka juga menyerang fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, tempat ibadah dan sekolah. Jumlah korban tewas di pihak Palestina mencapai 11.100 orang hingga Minggu (11/12).
Dari jumlah tersebut, lebih dari 8.000 di antaranya adalah anak-anak dan perempuan. Sementara itu, lebih dari 28 ribu orang mengalami luka-luka.
(pra)