Berita Bayi 8 Bulan Meninggal Kedinginan Imbas Badai Byron di Gaza

by
Berita Bayi 8 Bulan Meninggal Kedinginan Imbas Badai Byron di Gaza


Jakarta, Pahami.id

Seorang bayi Palestina berusia delapan bulan masuk Jalur Gaza Meninggal karena kedinginan di kamp pengungsi yang dibanjiri Badai Byron, Kamis (11/12).

Dilansir Reuters, seorang bayi bernama Rahaf Abu Jazar meninggal setelah tenda keluarganya di Khan Younis terendam air akibat hujan deras semalaman.

Sang ibu, Hejar Abu Jazar, menyusui bayinya sebelum tidur. Ketika dia bangun, dia menemukan bayinya basah kuyup oleh hujan.


“Saat kami bangun, kami menemukan bayi kami basah kuyup karena hujan dan terkena angin, dan gadis kecil itu tiba-tiba meninggal karena kedinginan,” katanya kepada Reuters.

Menurut laman Al Jazeera, hingga kini ratusan ribu keluarga Palestina di Gaza mengungsi di tenda-tenda rapuh.

Badan Pertahanan Sipil Gaza juga kesulitan menghadapi situasi ini, karena mereka menerima lebih dari 2.500 panggilan telepon dalam 24 jam.

Kantor berita tersebut melaporkan bahwa tiga bangunan juga runtuh di Kota Gaza akibat Badai Byron.

Sementara itu, tenda dan perlengkapan musim dingin lainnya diblokir di perbatasan karena Israel terus membatasi aliran bantuan ke wilayah tersebut.

Kelompok hak asasi manusia Israel B’tselem mengatakan lebih dari 6.500 truk sedang menunggu izin dari Israel untuk memasuki Gaza.

Truk tersebut membawa perlengkapan musim dingin yang penting, termasuk tenda, selimut, pakaian hangat, dan perlengkapan kebersihan.

Dewan Pengungsi Norwegia (NRC) juga mengatakan hanya sekitar 15.600 tenda yang dibawa ke Gaza sejak gencatan senjata diberlakukan Oktober lalu.

Reporter Al Jazeera, Hani Mahmoud, melaporkan dari Kota Gaza, banyak keluarga kini meninggalkan kawasan pelabuhan akibat angin kencang pada Kamis (11/12).

“Mereka berusaha melangkah lebih jauh ke Kota Gaza, untuk berlindung di salah satu bangunan yang masih utuh, setidaknya untuk malam ini,” ujarnya.

Saat senja tiba, Mahmoud mengatakan banyak keluarga menghadapi malam yang sulit.

“Selain perjuangan lain yang dialami manusia selama dua tahun terakhir, kini ada pertempuran lain dengan kekuatan alam.”.

Sementara itu, kepala komunikasi UNICEF Palestina, Jonathan Crickx, mengatakan skala bencana tersebut “sangat besar”.

Dia juga memperingatkan akan terjadinya bencana kesehatan karena anak-anak berkeliaran di tenda tanpa alas kaki.

“Yang kami khawatirkan adalah kebersihan yang sangat buruk, dan hujan lebat dapat memicu penyakit yang ditularkan melalui air seperti diare akut,” katanya.

Juru bicara Antonio Guterres, Farhan Haq, juga memperingatkan bahwa banyak anak bisa meninggal karena hipotermia.

“Itulah mengapa kami perlu memastikan bahwa kami dapat mengirimkan pakaian, tenda, terpal, dan tempat berlindung yang hangat [ke Gaza]”ucap Haq.

Ia juga menambahkan, Kantor Kemanusiaan PBB kini telah memproses lebih dari 160 peringatan banjir sejak Kamis (11/12) pagi saat Badai Byron melanda wilayah tersebut.

(RNP/DNA)