Jakarta, Pahami.id –
SISKS Pakubuwana XIV Purbaya membantah mengusir pekerja di wilayah Balai Kebudayaan (BPK) yang disebut pekerja diminta keluar karena gembok Museum Keraton Surakarta akan diganti.
Menurut juru bicara Pakubuwana, para pekerja diminta keluar karena kunci pintu museum akan diganti.
Jadi tidak ada penggusuran, kalaupun besok mau masuk, mohon (mohon) koordinasi dengan Pengageng (pejabat) terkait, kata Singonagoro.
“Kalau di museum berarti ada di Gusti Ratu Devi.”
Mengapa Gembok perlu diganti? Dijelaskannya, selama ini kunci kawasan Keraton Surakarta dikuasai Lembaga Dewan Adat (LDA) pendukung Sisk Pakubuwana XIV Mangkubumi.
Sedangkan adik Pakubuwana XIV Purbaya sudah melantik Bebadan (kabinet) baru sejak akhir November lalu.
Sesaat setelah diresmikan, Pengageng Sasana Wilapa versi Pakubuwana
Karena Bebadan Sinuhun (Purbaya) akan dimulai, kuncinya diminta melalui surat, katanya.
Lama tak mendapat respon dari LDA, Pakubuwana XIV Purbaya harus mengganti gembok pintu istana dengan yang baru.
“Karena kalau kuncinya tidak diberikan kepada kami, bagaimana Badan akan bekerja,” ujarnya.
Kedepannya, kata Singonagoro, Pakubuwana XIV Purbaya akan mengontrol akses keluar masuk lingkungan Keraton Surakarta.
“Jadi masyarakat di sini jelas statusnya, siapa, dari mana asalnya. Kita perlu tahu,” ujarnya.
Singonagoro pun menyayangkan munculnya istilah pengusiran dari LDA. Ia memastikan Pakubuwana XIV Purbaya selalu mengedepankan cara damai dalam menyelesaikan permasalahan.
“Kami sangat menyayangkan narasi ini, kami selalu menginginkan perdamaian,” ujarnya.
Sebelumnya, ada peristiwa pengusiran puluhan pegawai BPK dari Museum Keraton Surakarta pada Sabtu (13/12). Peristiwa itu terjadi saat LDA, pendukung Sisk Pakubuwana XIV Mangkubumi, berada di Jakarta untuk memenuhi undangan Kementerian Kebudayaan.
Menurut salah satu pekerja, Aldila, tiba-tiba ada orang yang masuk dan mengejarnya. Meskipun mereka berupaya melakukan restorasi dan konservasi. Tak berani melawan, Aldila dan puluhan orang timnya langsung meninggalkan museum.
“Mereka mengunci semua pintu dengan gembok. Semua perlengkapan kami, barang-barang kami masih ada di dalam,” ujarnya.
(syd/els)

