Berita Bandara Padat Usai Banyak Negara Minta Warganya Keluar Lebanon

by


Jakarta, Pahami.id

Antrian keluar Libanon menyelinap melalui bandara Beirut pada Minggu (4/8) saat banyak negara mengeluarkan peringatan kepada warganya tentang ancaman keamanan di Timur Tengah dan berbagai pembatalan penerbangan dari maskapai penerbangan.

Beberapa maskapai penerbangan, termasuk Lufthansa dan Air France, telah menunda atau membatalkan penerbangan ke Lebanon.


“Saya tidak senang harus pergi. Saya ingin menghabiskan seluruh musim panas di Lebanon dan kemudian kembali bekerja (di Prancis),” kata Joelle Sfeir, salah satu warga yang mengantri di bandara.

“Penerbangan saya dibatalkan dan saya harus memesan tiket lain hari ini,” katanya kepada AFP.

Di area keberangkatan bandara, terlihat banyak keluarga yang duduk di bangku, anak-anak berbaring di pangkuan orang tuanya, sementara penumpang lain melihat tumpukan barang bawaan dan mengecek jadwal penerbangan termasuk ke Istanbul, Amman atau Kairo.

Militan Hizbullah yang didukung Lebanon kini hampir setiap hari saling baku tembak dengan Israel untuk mendukung Hamas di Gaza. Israel saat ini masih terus menyerang Gaza setelah diserang Hamas pada 7 Oktober 2023 yang memicu perang kedua.

Ketegangan meningkat hingga melibatkan Iran lebih dalam setelah pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, terbunuh di Teheran, beberapa jam setelah Israel berhasil membunuh panglima militer Hizbullah, Fuad Shukr, di Beirut.

Potensi pembalasan semakin besar dari Iran dan kelompok militan lain yang didukungnya, termasuk Hizbullah.

Amerika Serikat, Prancis, dan Indonesia telah mengeluarkan imbauan agar warganya meninggalkan Lebanon karena situasi tersebut.

Ketegangan tinggi dan pembatalan penerbangan juga telah mengganggu banyak rencana perjalanan kerja dan sekolah bagi warga Lebanon yang biasanya menghabiskan musim panas di rumah untuk mengunjungi keluarga.

Gretta Moukarzel, seorang pengusaha agen perjalanan di dekat Beirut, mengatakan dia menerima banyak telepon dari klien yang ingin pergi dan takut terjebak di Lebanon.

Mencari kursi pesawat menjadi sulit karena banyaknya pembatalan penerbangan sementara permintaan meningkat drastis, terutama ke negara-negara Eropa.

“Banyak warga Lebanon yang menuju ke Lebanon untuk berlibur telah membatalkan jadwal mereka,” kata Moukarzel.

(biaya)