Berita Ayah Sandera Hamas Ngamuk ke Kabinet Netanyahu usai Anak Ditembak IDF

by


Jakarta, Pahami.id

Ayah dari Avi Shamriz, sandera Hamas yang ditembak oleh tentara Zionis, mengkritik pemerintahan Perdana Menteri Benyamin Netanyahu.

Dia menuduh tentara Israel membunuh putranya dua kali.


“Saya akan mengatakan ini kepada pemerintah. Anda membunuh anak saya dua kali,” katanya saat wawancara Berita NBCdipilih dari Mata Timur TengahSelasa (19/12).

Dia kemudian berkata, “Anda mengizinkan Hamas mengambil anak saya pada tanggal 7 Oktober, dan Anda membunuh anak saya pada tanggal 14 Desember.”

Shamriz adalah satu dari tiga korban yang meninggal setelah ditembak mati oleh pasukan Israel. Korban lainnya adalah Yotam Haim dan Samer El Talaqa.

[Gambas:Video CNN]

Mereka tewas dalam pertempuran yang terjadi di distrik Shejaiya, Kota Gaza. Selama penembakan, mereka membawa bendera putih dan meminta bantuan dalam bahasa Ibrani.

Dalam kesempatan itu, ayah Shamriz juga menyebut pemerintah Israel “tidak mengabdi” dan “tidak memikirkan rakyatnya.”

Israel saat ini, lanjutnya, tidak cocok bagi masyarakat baik secara negara maupun pemerintahannya.

“Mereka bukan pemimpin, mereka hanya memikirkan diri mereka sendiri, kekuasaan dan gaji mereka. Mereka tidak memikirkan nasib para sandera,” kata ayah Shamriz.

Kematian Shamriz dan dua sandera lainnya memicu protes di Israel. Keluarga sandera yang tersisa khawatir kerabat mereka akan mengalami kejadian serupa.

Keluarga para sandera juga mendesak pemerintah Israel untuk membebaskan para sandera hidup-hidup.

Menanggapi kejadian tersebut, juru bicara militer Israel Richard Hecht mengatakan kematian terkait sandera sedang diselidiki.

Ia juga menyebut apa yang dilakukan tentara Zionis sebagai “pelanggaran dalam pertempuran.”

Pada hari Minggu, militer Israel memberikan informasi terkini tentang penyelidikan tersebut. Mereka menemukan tanda-tanda seseorang meminta pertolongan yang terbuat dari sisa makanan.

Berdasarkan penyelidikan lapangan, tampaknya ketiga sandera berada di gedung tempat tanda itu dipasang selama beberapa waktu, menurut militer Israel.

Militer Israel kemudian merilis foto temuan awal di dalam gedung yang menunjukkan tanda “SOS” dan “Tolong, ada tiga sandera”.

Hamas menyandera sekitar 250 orang setelah melancarkan serangan mendadak terhadap Israel pada 7 Oktober. Hingga akhir November, kelompok tersebut membebaskan lebih dari 100 sandera.

Pembebasan tersebut merupakan bagian dari gencatan senjata yang disepakati Hamas dan Israel pada 24-30 November. Dari perjanjian tersebut, Israel pun membebaskan ratusan tahanan Palestina di penjara.

Setelah perjanjian berakhir, Israel menginvasi Gaza sepenuhnya. Mereka juga mengklaim bahwa mereka akan menghidupkan kembali semua sandera dan tidak akan menghentikan perang sampai Hamas dihancurkan.

Sementara itu, Hamas enggan merundingkan pembebasan sandera sebelum Israel menghentikan agresinya dan menarik seluruh pasukan dari Palestina.

(isa/bac)

[Gambas:Video CNN]


!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);