Jakarta, Pahami.id —
Israel setuju untuk merencanakan penambahan pemukim ke wilayah pendudukan Dataran Tinggi Golansetelah rezim Bashar Al Assad masuk Suriah runtuh
Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan “pemerintahan dengan suara bulat” setuju untuk “mengembangkan demografi” di wilayah tersebut.
Netanyahu mengatakan, pemerintah akan mengeluarkan dana lebih dari 40 juta shekel atau sekitar Rp 177 miliar untuk meningkatkan populasi pemukim.
“Memperkuat Golan berarti memperkuat Negara Israel, dan ini sangat penting saat ini,” kata Netanyahu, dikutip Al Jazeera, Minggu (15/12).
Ia kemudian berkata, “Kami akan terus mempertahankannya, membuat kawasan ini berkembang, dan menetap di dalamnya.”
Langkah ini memungkinkan Israel menggandakan populasi di Dataran Tinggi Golan.
Hingga saat ini, terdapat sekitar 31.000 pemukim Israel yang tersebar di puluhan pemukiman ilegal di Dataran Tinggi Golan. Mereka hidup berdampingan dengan kelompok minoritas, termasuk Druze yang sebagian besar dikenal sebagai warga Suriah.
Rencana baru tersebut hanya mencakup sebagian Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel sejak 1967.
Rencana ini juga tidak ada hubungannya dengan sebagian tanah Suriah yang direbut Israel setelah Assad jatuh. Wilayah yang mereka rebut antara lain Gunung Hermon.
Pasca jatuhnya rezim Assad, sejumlah pengamat menganggap situasi ini menguntungkan Israel. Netanyahu, menurut mereka, tentu akan memanfaatkan waktu tersebut, termasuk dengan pengerahan pemukim ke Dataran Tinggi Golan
“Netanyahu memanfaatkan waktu ini untuk mengumumkan pemukiman tambahan guna memperkuat pendudukan dan menjadikannya permanen,” kata jurnalis Al Jazeera, Nour Odeh, dalam analisisnya.
Ia pun membandingkan upaya Israel di Dataran Tinggi Golan dengan pendudukan Israel di Tepi Barat, Palestina.
“Penyitaan tanah, pemukiman, pendudukan tetap,” tambah Odeh.
(isa/dna)