Berita AS Tegaskan Tak Bakal Kirim Pasukan ke Ukraina Lawan Rusia

by


Jakarta, Pahami.id

Amerika Serikat menyatakan bahwa dia tidak akan mengirim pasukan berperang Ukraina. Hal tersebut disampaikan Gedung Putih pada Selasa (27/2) setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron mengisyaratkan bisa mengirimkan pasukan untuk melawan Rusia.

“Presiden Biden sudah jelas bahwa AS tidak akan mengirimkan pasukan untuk berperang di Ukraina,” kata juru bicara Departemen Keamanan Dalam Negeri Adrienne Watson, seperti dilansir AFP.


Biden, kata Watson, yakin jalan menuju kemenangan adalah Kongres membuka jalan bagi bantuan militer ke Ukraina sehingga dapat melawan agresi Rusia yang sedang berlangsung.

“Agar tentara Ukraina mempunyai senjata dan amunisi yang mereka perlukan untuk mempertahankan diri,” kata Watson.

Sebelumnya, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan bisa mengirimkan pasukan untuk membantu Ukraina menghadapi invasi Rusia yang sedang berlangsung dua tahun lalu.

[Gambas:Video CNN]

Hal itu disampaikannya di sela konferensi pers bersama para pemimpin negara Eropa lainnya, Senin (26/2). Acara ini merupakan bagian dari pakta bantuan untuk Ukraina.

Pertemuan tersebut terjadi seiring invasi Rusia ke Ukraina yang terus berlanjut sejak Februari 2022 bahkan memanas di beberapa wilayah.

Dipilih dari CNNSejauh ini, bantuan dari Eropa yang masuk ke Ukraina baru mencapai 30 persen.

“Tidak ada kesepakatan malam ini untuk secara resmi mengirim pasukan ke medan perang (Ukraina), tapi kami tidak bisa menolak opsi (ini). Kami akan melakukan apa pun untuk mencegah Rusia memenangkan perang ini,” kata Macron.

Macron yang juga melakukan berbagai upaya juga mengakui kegagalan Eropa dalam memenuhi janji bantuannya kepada Ukraina.

Hingga saat ini, lebih dari 31 ribu tentara Ukraina tewas sejak invasi Rusia dalam dua tahun terakhir.

Macron menekankan bahwa Prancis akan melakukan segala daya untuk mencegah Rusia menang.

Sementara itu, Rusia pada Selasa (27/2) dengan tegas memperingatkan Eropa agar tidak menerima gagasan tersebut. Mereka menegaskan, kemunculan pasukan NATO di Ukraina berpotensi menimbulkan konfrontasi langsung dengan Rusia.

Peringatan ini muncul setelah Putin pada 24 Februari 2022 secara blak-blakan memperingatkan negara-negara Barat agar tidak ikut campur dalam perang Rusia melawan Ukraina, dan negara-negara Barat berupaya keras mencegah eskalasinya.

Namun para pengamat mencatat bahwa, seiring berjalannya waktu, banyak garis merah yang dilanggar dalam konflik Ukraina, mengingat pasokan rudal jelajah jarak jauh Perancis dan Inggris, yang dianggap tidak terpikirkan dua tahun lalu.

Kyiv mengatakan dukungan militer Barat tidak mencukupi, dan dua tahun setelah menolak invasi besar-besaran oleh negara tetangganya yang lebih besar, tentara Ukraina kehabisan senjata dan kelelahan.

(AFP/Kris)

!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);