Amerika Serikat (AS) mengklaim tidak mengizinkan Israel menyerang Rumah Sakit Al Shifa di Gaza. Keputusan ini sepenuhnya ada di tangan tentara Israel.
“Kami tidak mengizinkan operasi militer mereka di sekitar rumah sakit,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby, Rabu (15/11), dikutip dari AFP.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Pasukan Israel menyerbu Rumah Sakit Al Shifa kemarin. Tindakan ini menimbulkan kekhawatiran terhadap keselamatan ribuan pasien, staf, dan anggota masyarakat lainnya yang terjebak di dalam.
Kirby mengingatkan, operasi militer tersebut merupakan rencana Israel. Dia menegaskan AS tidak terlibat dalam serangan itu.
“Ini adalah operasi militer Israel yang mereka rencanakan dan laksanakan, sesuai dengan prosedur yang mereka tetapkan dan tidak melibatkan Amerika Serikat,” kata Kirby.
Kirby mengatakan Presiden AS Joe Biden telah berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melalui telepon. Namun, ia enggan membeberkan perbincangan keduanya.
Saya tidak akan merinci pembahasannya, ujarnya.
Pasukan Israel bergegas ke Al Shifa setelah Amerika Serikat menuduh Hamas memiliki markas komando di bawah rumah sakit.
Hamas dengan keras menyangkal bahwa mereka bermarkas di Rumah Sakit Al Shifa. Hamas menyebut pernyataan AS merupakan “lampu hijau” bagi Israel untuk membunuh warga sipil secara massal.
Bahkan, kelompok milisi Palestina meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membentuk komite internasional untuk memeriksa seluruh rumah sakit di Jalur Gaza, termasuk Rumah Sakit Al Shifa, untuk membuktikan klaim Israel.
Invasi Israel ke Gaza sejauh ini telah menewaskan lebih dari 11.300 orang, sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan. Sedangkan di Tepi Barat, jumlah korban tewas mencapai 190 orang.
(tim/fra)
[Gambas:Video CNN]