Jakarta, Pahami.id —
Seorang petugas Amerika Serikat petunjuk awal menunjuk ke pesawat Maskapai Penerbangan Azerbaijan yang jatuh di Kazakhstan pada Rabu (25/12) akibat terkena sistem pertahanan udara Rusia. Peristiwa tersebut menewaskan 38 orang.
Pernyataan pejabat AS, yang berbicara tanpa menyebut nama, muncul setelah laporan media juga melaporkan bahwa pihak berwenang Azerbaijan menyampaikan keyakinan mereka bahwa rudal permukaan-ke-udara Rusia bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat yang membawa 67 orang.
tertutup AFPPejabat AS tersebut mengatakan, jika indikasi tersebut terbukti benar, maka hal tersebut akan menyoroti apa yang digambarkan AS sebagai tindakan sembrono Rusia atas invasinya ke Ukraina sejak tahun 2022.
Baru-baru ini, aktivitas drone dan rudal meningkat di wilayah Rusia dekat Ukraina seperti Ingushetia dan Ossetia Utara.
Sedangkan pesawat Embraer 190 jatuh saat melakukan perjalanan dari Baku menuju kota Grozny, Rusia. Kota Grozny sendiri dijaga ketat oleh Rusia di tengah perangnya melawan Ukraina.
Spekulasi bahwa pesawat itu mungkin jatuh akibat tembakan rudal Rusia pertama kali muncul dari sumber resmi Azerbaijan.
Dikutip Berita EuroTim penyidik mendapat keterangan dari penumpang yang selamat. Penumpang mendengar ledakan yang diikuti pecahan peluru yang menghantam pesawat dan merusak badan pesawat saat mendekati kota Grozny.
Informasi yang diperoleh Euronews didasarkan pada pemberitaan dari saluran berita internasional BaruZ berbasis di Azerbaijan.
BaruZ mengutip seorang blogger militer Rusia yang mengklaim “kerusakan pada pesawat menunjukkan bahwa pesawat itu mungkin terkena sistem rudal pertahanan udara secara tidak sengaja.”
Jika spekulasi berita ini terkonfirmasi, maka kejadian ini akan erat kaitannya dengan penerbangan MH17 yang ditembak jatuh oleh rudal oleh pasukan dukungan Rusia di Donbas pada tahun 2014.
(rds/rds)