Jakarta, Pahami.id –
Laporan Awal tentang Hasil Investigasi Kecelakaan Pesawat Air yang membunuh 260 orang mengungkapkan fakta mengejutkan.
Laporan tersebut menemukan sakelar kontrol bahan bakar mesin pada Boeing 787. Cut-off Hanya beberapa detik setelah keberangkatan. Ini berarti bahwa pasokan bahan bakar yang harus mengalir ke berhenti mesin.
Laporan ini segera menekankan peran penting dari sakelar dalam sistem penerbangan. Namun, apa sebenarnya fungsi dari sakelar bahan bakar ini, cara kerjanya, dan bagaimana ini terjadi?
Apa sakelar bahan bakarnya?
Sakelar bahan bakar merupakan komponen penting dari kokpit yang mengontrol aliran bahan bakar ke mesin pesawat. Sakelar ini digunakan untuk menyalakan atau mematikan mesin saat pesawat masih di darat. Dalam keadaan darurat di udara, sakelar juga dapat digunakan untuk menghentikan atau menghidupkan kembali mesin secara manual.
Namun, seorang ahli penerbangan bersikeras bahwa hampir tidak mungkin bagi pilot untuk secara tidak sengaja memindahkan sakelar bahan bakar ke posisi tersebut Cut-off. Alasannya adalah bahwa efeknya langsung dan mematikan karena mesin akan segera kehilangan tenaga.
“Sakelar ini dirancang untuk tidak dengan mudah mengubah posisi,” kata John Cox, seorang ahli keamanan penerbangan dari Amerika Serikat. Menurutnya, baik pemotongan dan katup bahan bakar memiliki sistem daya dan kabel yang terpisah dan bebas, sehingga meminimalkan risiko kesalahan teknis.
Meluncurkan Selat, Di pesawat Boeing 787 Air India yang dilengkapi dengan dua mesin GE, sakelar kontrol bahan bakar terletak tepat di bawah tuas pelindung listrik (Tuas inti) Di kokpit.
Sakelar hanya memiliki dua mode: berjalan dan memotong. Untuk memindahkannya, pilot harus menarik sakelar, lalu berpindah dari satu posisi ke posisi lain. Mekanisme ini dilengkapi dengan pegas sehingga tetap pada posisi yang dipilih, sehingga tidak mudah untuk beralih.
Menurut data dari perekam penerbangan, hanya beberapa detik setelah keberangkatan, kedua sakelar bahan bakar yang bergerak dari posisi lari ke cut-off, dengan hanya satu detik di antara perpindahan. Akibatnya, kedua mesin mulai kehilangan daya secara bersamaan.
Rekaman suara kokpit juga merekam percakapan yang mengejutkan antara dua pilot. Salah satu pilot mendengar, “Mengapa Anda mematikan bahan bakar?” Percontohan lainnya menjawab, “Saya tidak melakukannya.”
Namun, laporan itu tidak menyebutkan siapa yang mengatakan kalimat, kapten atau kopilot.
Beberapa saat kemudian, kedua sakelar dipindahkan ke pelarian. Di lokasi kecelakaan, sakelar ditemukan dalam pelarian, menurut informasi dari laporan awal.
Boeing sendiri menyatakan bahwa ketika sakelar bahan bakar dipindahkan ke pelarian saat pesawat berada di udara, sistem kontrol mesin akan secara otomatis mencoba untuk kembali dan mengembalikan ban melalui pengapian dan pasokan bahan bakar.
Namun, upaya ini tampaknya terlambat.
John Nance, pakar keamanan penerbangan lainnya dari Amerika Serikat, mengatakan acara itu tidak masuk akal. “Tidak ada pilot waras yang akan mematikan sakelar bahan bakar ketika pesawat baru saja memanjat bukit,” katanya.
Sampai saat ini, penyebab pasti transfer sakelar masih belum jelas. Apakah kesalahan manusia, gangguan sistem, atau faktor lain, investigasi yang sedang berlangsung.
(TST/RDS)