Berita Apa Isi CAA, UU India yang Dinilai Diskriminatif terhadap Muslim?

by

Daftar isi


Jakarta, Pahami.id

Pemerintah India diumumkan untuk menerapkan Undang-Undang Amandemen Kewarganegaraan (CAA), Senin (12/3).

Berita ini diumumkan beberapa minggu sebelum pemilihan umum India, di mana Perdana Menteri Narendra Modi akan berjalan lagi.


Ada yang mengatakan undang-undang ini semakin menunjukkan keinginan pemerintah Modi untuk mencoba menjadikan India sebagai negara Hindu dan mengurangi 200 juta penduduk Muslimnya.

Apa kandungan CAA?

Undang-Undang Amandemen Kewarganegaraan memberikan jalur cepat menuju naturalisasi bagi imigran Hindu, Persia, Sikh, Buddha, Jain, dan Kristen yang melarikan diri ke India.

Aturan tersebut membatasi mereka yang bisa memperoleh kewarganegaraan hanya pada imigran asal Afghanistan, Bangladesh, dan Pakistan yang datang ke India sebelum 31 Desember 2014.

Di antara banyak agama yang dikontrolnya, CAA mengecualikan umat Islam yang merupakan mayoritas di tiga negara.

Undang-undang tersebut juga mengubah aturan lama, yang mencegah imigran ilegal menjadi warga negara India, dan menandai pertama kalinya India menetapkan kriteria agama untuk mendapatkan kewarganegaraan.

Pemerintah India mengatakan mereka yang memenuhi persyaratan dapat mengajukan permohonan kewarganegaraan India melalui portal online.

Penerapan undang-undang ini merupakan salah satu janji penting berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan oleh Partai Bharatiya Janata (BJP), partai yang dipimpin oleh Modi, menjelang pemilu Mei mendatang.

Pemerintahan Modi menyangkal bahwa undang-undang tersebut bersifat diskriminatif. Mereka berargumentasi bahwa peraturan tersebut merupakan tindakan kemanusiaan.

Pemerintah India mengatakan CAA dimaksudkan untuk memberikan kewarganegaraan kepada kelompok agama minoritas yang melarikan diri dan tidak akan digunakan terhadap warga negara India.

Apa yang membuat CAA kontroversial?

Laporan dari Pers TerkaitUndang-Undang Amandemen Kewarganegaraan disahkan oleh parlemen India pada tahun 2019.

Namun, pemerintah tidak bisa melaksanakannya karena protes berdarah di New Delhi dan beberapa wilayah lainnya. Sejumlah orang tewas dalam pertempuran yang berlangsung selama beberapa hari tersebut.

Protes nasional ini juga mendapat tentangan dari semua agama yang mengatakan peraturan tersebut merusak fondasi India sebagai negara sekuler.

Umat ​​Islam, khususnya, sangat prihatin bahwa pemerintah akan menggunakan CAA dan Daftar Warga Negara untuk meminggirkan atau meminggirkan mereka.

Daftar Warga Negara Nasional adalah bagian dari upaya Modi untuk mengidentifikasi dan mengusir orang-orang yang dia klaim datang ke India secara ilegal.

Daftar tersebut hanya berlaku di negara bagian Assam di bagian timur laut, namun BJP berjanji akan meluncurkan program verifikasi kewarganegaraan serupa di seluruh negeri.

Sejalan dengan hal ini, para kritikus dan kelompok Muslim percaya bahwa CAA akan membantu melindungi non-Muslim yang tidak termasuk dalam daftar tersebut. Di sisi lain, umat Islam bisa menghadapi ancaman deportasi atau pengasingan.

Mengapa umat Islam di India khawatir?

Penentang undang-undang tersebut, yaitu umat Islam, partai oposisi dan kelompok hak asasi manusia, mengatakan CAA bersifat diskriminatif dan melanggar prinsip sekuler yang tercantum dalam konstitusi.

Mereka menekankan bahwa iman tidak seharusnya menjadi syarat untuk memperoleh kewarganegaraan.

Badan pemantau hak asasi manusia Amnesty India juga menyebut CAA “melegalkan diskriminasi berdasarkan agama.”

Beberapa orang juga berpendapat bahwa jika undang-undang tersebut benar-benar dimaksudkan untuk melindungi kelompok minoritas yang teraniaya, maka undang-undang tersebut juga harus mencakup Islam, yang menghadapi penganiayaan di India sendiri.

(blq/baca)

!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);