Berita Anggaran BMKG Dipotong, Alat Deteksi Gempa-Tsunami Terancam ‘Memble’

by


Jakarta, Pahami.id

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (Bmkg) Menyerahkan permintaan dispensasi terkait dengan pemotongan anggaran kepada presiden Prabowo Subianto Demi ketahanan nasional dan keselamatan rakyat Indonesia dari ancaman bencana yang dapat terjadi kapan saja.

Kepala Biro Hukum, Hubungan Masyarakat, dan Kerjasama BMKG Muslihhuddin mengatakan dia pada dasarnya mendukung dan mengikuti Petunjuk Efisiensi Anggaran sebagai Petunjuk Presiden Prabowo. Namun, ia mengatakan pemotongan anggaran akan berdampak signifikan pada pengeluaran modal dan biaya barang, termasuk pemeliharaan peralatan yang tidak dapat dilakukan pada tahun 2025.

Muslihhuddin menjelaskan bahwa ada batasan anggaran minimum yang perlu dipenuhi untuk memastikan layanan dalam meteorologi, klimatologi, geofisika, dan modifikasi cuaca.


BMKG menilai bahwa efisiensi anggaran ini mempengaruhi banyak alat operasi utama (aloptama) yang diancam dengan kematian. Akibatnya, kemampuan pemeliharaan berkurang 71 persen. Sehingga pengamatan dan kemampuan untuk mendeteksi dinamika cuaca, iklim, kualitas udara, gempa bumi, dan tsunami juga terganggu.

Hampir 600 perangkat penyaringan untuk gempa bumi dan pemantauan tsunami yang tersebar di seluruh Indonesia adalah salah satu alopto yang dimiliki oleh BMKG dan sebagian besar situasi lebih dari kualifikasi.

“Keakuratan informasi cuaca, iklim, gempa bumi, dan tsunami berkurang dari 90 persen menjadi 60 persen dan kecepatan informasi peringatan dini tsunami dari 3 menit menjadi 5 menit atau lebih dan berbagai penyebaran informasi gempa dan tsunami turun 70 persen,” Muslihhuddin dikutip mengatakan antara.

Muslihhuddin menjelaskan bahwa studi tentang iklim sederhana dan panjang dan tektonik di Indonesia di Indonesia akan sulit diimplementasikan.

Dia juga mengatakan modernisasi sistem BMKG dan peralatan operasi akan dihentikan, termasuk keamanan transportasi udara yang membutuhkan akurasi 100 persen yang tidak diketahui, dan keamanan transportasi laut.

Efek terus menerus adalah dukungan layanan untuk keamanan pangan, energi, air yang akan terganggu. Kemudian dukungan layanan untuk perlawanan iklim dan bencana terhadap tsunami peringatan dini di Samudra Hindia dan ASEAN terganggu.

Baginya, pengurangan ancaman geo-hidrometeorologi di Indonesia adalah absolut dan tidak dapat diabaikan karena melibatkan keselamatan masyarakat yang lebih besar.

“Oleh karena itu, ada kebutuhan dukungan untuk fungsi optimal dalam membangun komunitas yang tahan bencana,” katanya.

Cnnindonesia.com Cobalah untuk menghubungi kantor utama Presiden Hasan Nasbi sehubungan dengan pengurangan pengurangan anggaran BMKG kepada Presiden Prabowo. Tetapi orang yang dimaksud tidak menjawab sampai berita itu terungkap.

Sebelumnya, Presiden Prabowo secara resmi mengeluarkan inpres 1/2025 yang meminta anggaran pemerintah di APBN dan APBD TA 2025 untuk dipotong di Rp306,69 triliun.

Rincian, anggaran K/L diminta untuk RP256.1 triliun dan transfer ke area (TKD) RP50.59 triliun.

(RZR/ISN)