Jakarta, Pahami.id –
Serangan Besar -peringkat di kota, desa, ke kamp pengungsi di wilayah tersebut Bank BaratPalestina adalah bentuk persatuan dengan Gaza.
Mereka yang berada di wilayah yang diduduki di Yerusalem Timur juga mengambil tindakan yang sama untuk menekan pengukuran pembantaian Israel.
Kutipan dari Aljazeera, Toko -toko ke lembaga pemerintah telah ditutup di Tepi Barat sebagai bentuk protes terhadap invasi Israel di Gaza yang menewaskan 50 ribu warga Palestina sejak Oktober 2023.
“Hari ini di Hebron ada serangan besar oleh semua orang Arab sebagai bentuk persatuan dengan Gaza,” kata Hebron, Midhat Abu Rmeileh.
“Sejujurnya, semua orang Arab dan dunia harus bersatu. Kita melihat pandangan anak -anak yang tidak dijelaskan.”
Hebron adalah salah satu kota Palestina di Tepi Barat Daya.
Kutipan dari AnadoluSelain serangan skala besar, penduduk Tepi Barat juga siap untuk mengadakan demonstrasi massal.
Salah satu penduduk Tepi Barat, atil dari Kampung Zanuta, mengatakan bahwa ketika Israel telah menginvasi Gaza, tidak mungkin untuk hal yang sama juga dilakukan di wilayah tersebut.
Selain itu, dia mengatakan ada juga ancaman dari pemukim ilegal Israel yang telah menyerang desa -desa Palestina selama bertahun -tahun. Dan, dia melanjutkan, meningkatnya kejahatan pemukim ilegal Yahudi menjadi meningkat setelah invasi Israel ke Gaza sejak 2023.
“Setiap hari dan setiap malam, pemukim ilegal mencoba mencuri domba kami atau merusak desa kami dengan menghancurkan properti dan kendaraan kami,” kata Atil seperti yang dikutip dari Al Jazeera.
Sementara itu, pada hari Senin, pasukan Israel dilaporkan menangkap dan menahan sejumlah warga Palestina di Tepi Barat.
Israel telah mengadakan serangkaian serangan dan penangkapan semalam di seluruh tepi barat wilayah yang diduduki. Dikutip dari kantor berita Wafa, Pasukan Israel menangkap tujuh warga Palestina, dua bersaudara di kota Qalqya, dan dua orang termasuk anak -anak di Hebron dan Beit Ula.
Israel sekali lagi memperkuat serangan mematikan di Gaza sejak 18 Maret. Tindakan jahat rezim Zionis menghancurkan perjanjian gencatan senjata yang sah sejak Januari 2025.
Pekan lalu, pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu telah berjanji untuk meningkatkan serangan terhadap Gaza, bersama dengan upaya untuk mengimplementasikan rencana Presiden AS Donald Trump, Donald Trump, untuk mengusir warga Palestina dari daerah saku.
Sejak Oktober 2023, lebih dari 50.700 warga Palestina telah terbunuh dalam serangan brutal Israel di Gaza. Mayoritas korban adalah perempuan dan anak -anak.
Pada bulan November 2024, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan Kepala Pertahanan, Yoav Gallant, atas tuduhan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi gugatan besar -besaran di Pengadilan Internasional (ICJ) untuk perang yang diluncurkan di wilayah tersebut.
(anak-anak)