Berita Air Sungai di Sudan Beracun, 24 Tewas 800 Orang Dilarikan ke RS

by


Jakarta, Pahami.id

Cross -Border (Médecins sans Frontières/MSF) merekam 24 warga yang terbunuh dan 800 orang di Sudan Harus dirawat di rumah sakit dalam tiga hari terakhir, efek keracunan air sungai yang dikatakan mengandung wabah penyakit.

Kutipan AfpWabah itu terjadi di negara bagian Nil Putih setelah serangan drone yang dilaporkan di Stasiun Pembangkit Listrik UM Dabakar, yang terletak 275 kilometer (170 mil) dari ibukota selatan. Serangan -serangan ini mengganggu akses ke air bersih di kota Kosti.

Wabah itu juga terjadi di tengah sistem perawatan kesehatan Sudan yang dihancurkan oleh perang saudara yang brutal yang menewaskan puluhan ribu orang dan memaksa lebih dari 12 juta orang untuk pindah.


“Sumber infeksi yang paling mungkin adalah sungai, di mana banyak keluarga mengambil air menggunakan mobil kuda yang diturunkan setelah gangguan daya besar di daerah tersebut,” kata MSF dalam sebuah pernyataan.

Otoritas setempat telah melarang orang mengambil air di sungai dan menyerukan klorinasi yang lebih kuat dalam sistem distribusi air. Sebagian besar restoran lokal dan pasar Kosti telah ditutup sebagai tindakan pencegahan.

Wabah telah membuat pusat perawatan kolera di Rumah Sakit Pendidikan Kosti, dengan pasien dengan diare akut, dehidrasi, muntah, dan mata cekung.

“Situasinya benar -benar mengkhawatirkan dan hampir di luar kendali. Kami kehabisan ruang, dan sekarang kami menerima pasien di area terbuka dan menyimpannya di lantai karena tidak cukup tempat tidur,” Dr. Francis Layoo Ocan, Koordinator Medis MSF di Kosti.

Tingkat kematian naik

MSF, yang telah mendukung pengobatan kolera di wilayah tersebut sejak Oktober, melaporkan lonjakan tajam dalam jumlah pasien sejak Rabu malam, ketika 100 pasien baru saja tiba di pusat perawatan.

Pada hari Jumat sore, jumlahnya meningkat menjadi lebih dari 800 orang. Setidaknya 24 orang meninggal, termasuk seorang pasien yang meninggal ketika dia tiba dan 48 dikirim pulang.

“Angka -angka ini terus meningkat dan mencatat secara rinci sehingga sangat sulit bagi tim,” kata MSF.

(LDY/DNA)