Berita 6 Negara Pecahan Uni Soviet Mayoritas Muslim

by

Jakarta, Pahami.id

Konflik antar Rusia Dan Ukraina menjadi lebih rumit dengan terbentuknya sekutu yang saling berperang.

Faktanya, negara-negara yang bersekutu dengan Rusia atau Ukraina bisa berbalik arah karena berbagai alasan.

Beberapa negara yang bersekutu dengan Ukraina umumnya memiliki sejarah kelam dengan Rusia yang pernah berafiliasi dengan Uni Soviet. Pada tahun 1947, Amerika Serikat dan Eropa dibuat marah oleh pasukan Soviet di Eropa Timur, yang mengakibatkan Perang Dingin. Invasi Soviet ke negara-negara Eropa juga menjadi alasan terbentuknya NATO.


Alasan lain Amerika dan Eropa tidak menyukai Uni Soviet adalah ideologi mereka yang saling bertentangan. AS dan negara-negara Barat lainnya menjunjung liberalisme, sedangkan Soviet menganut komunisme.

Saat itu, kehidupan beragama juga sering ditindas di bawah rezim komunis. Umat ​​Islam termasuk yang kerap tertindas meski di beberapa wilayah Soviet mayoritas masuk Islam.

Islam menjadi agama terbesar kedua yang dianut oleh penduduk Uni Soviet. Secara keseluruhan, 90 persen penduduk Uni Soviet menganut Islam Sunni, sementara 10 persen menganut Islam Syiah.

Setelah akhirnya bubar pada tanggal 26 Desember 1991, Uni Soviet terpecah menjadi 15 negara. Di enam dari lima belas negara ini, mayoritas penduduknya beragama Islam.

Berikut adalah daftar negara-negara bekas Uni Soviet yang menganut Islam.

1. Azerbaijan

Runtuhnya Uni Soviet membawa perubahan besar terhadap ideologi komunis yang telah mempengaruhi masyarakat Azerbaijan selama beberapa dekade. Masyarakat berupaya memberantas paham atheisme yang ditanam pemerintah.

Di tengah upaya Azerbaijan memulihkan situasi politiknya dari rezim komunis ke sistem demokrasi, banyak kelompok agama yang memanfaatkan situasi ini untuk mendapatkan dukungan. Laporan dari Pusat Studi dan Penelitian Al-Mesbarlembaga amal dan misionaris dari Turki, Arab, Iran, dan Kaukasus Utara datang untuk menyebarkan ideologi mereka.

Azerbaijan beberapa kali mengalami konflik terkait kelompok radikal dan perbedaan aliran Islam yang dianut masyarakatnya. Azerbaijan menjadi sasaran serangan teroris sejak tahun 2001. Akibat serangan teroris tersebut, Azerbaijan menandatangani 11 konvensi PBB dan 10 dokumen Dewan Eropa untuk memberantas terorisme pada tahun 2002, dikutip dari Badan Pengungsi PBB.

Kelompok yang masuk dalam daftar organisasi teroris internasional adalah Al Qaeda, Front Al-Nusra, Jamaah Azerbaijan, Hizbut Tahrir, Brigade Islam Internasional, ISIS, Jeyshullah, dan PKK.

Saat ini, populasi Muslim di Azerbaijan mencapai antara 97,3 persen hingga 99,2 persen. Meski mayoritas penduduknya beragama Islam, Azerbaijan menganut paham sekularisme yang artinya negara tersebut tidak mencampuri urusan agama dalam pemerintahan.

[Gambas:Video CNN]

2. Kazakstan

Islam telah mempengaruhi budaya dan sejarah Kazakhstan selama lebih dari 1000 tahun. Adat istiadat, bahasa, tulisan dan sastra diadopsi dari ilmu pengetahuan Islam. Saat ini, lebih dari 72 persen penduduk Kazakhstan adalah Muslim.

Menurut laporan Komite Urusan Agama Kementerian Penerangan dan Pembangunan Sosial Kazakhstan, dari 3.834 entitas keagamaan yang terdaftar, 2.695 di antaranya menganut agama Islam, dikutip dari Waktu Astana.

Aliran Islam yang dianut masyarakat adalah Islam Sunni dengan aliran Hanafi. Suku lain selain Kazakh yang juga beragama Islam adalah Uzbek, Uighur, Tatar. Sebelum Islam masuk ke Kazakhstan pada abad ke-10, masyarakat menganut Tengrisme dan Zoroastrianisme. Agama ini mengarah pada praktik perdukunan dan pemujaan leluhur.

Sebelum runtuhnya Uni Soviet, Kazakhstan berada di bawah tekanan agama di bawah kendali Administrasi Spiritual Muslim di Asia Tenggara dan Kazakhstan.

Setelah berhasil meraih kemerdekaan, Islam di Kazakhstan berkembang pesat. Pada tahun 1990-an, masjid dan sekolah Islam dibangun dengan dukungan dana dari Turki, Mesir, dan Arab Saudi.

3. Kirgistan

Kyrgyzstan termasuk dalam daftar negara bekas Uni Soviet yang banyak penduduknya menganut Islam. Lebih dari 80 persen penduduk Kyrgyzstan adalah Sunni dan Ahmadi.

Islam mulai masuk dan berkembang di Kyrgyzstan antara abad kedelapan dan kedua belas. Meskipun komunisme telah runtuh dan Islam telah mengambil alih, Kyrgyzstan tetap menjadi negara sekuler. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa pejabat negara menggunakan agama untuk mendapatkan suara. Kyrgyzstan tidak memiliki banyak masalah dengan kelompok radikal seperti negara-negara tetangganya.

Laporan dari Biro Pelaporan Analitik Asia Tengah (TERINSPIRASI), Komisi Negara Urusan Agama Republik Kyrgyzstan mengumumkan bahwa pada tahun 2021 akan ada 2.930 komunitas Muslim di Kyrgyzstan.

Lanjutkan membaca di halaman berikutnya…


!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);