Jakarta, Pahami.id –
Badan Pertahanan Publik Gaza kata militer Israel Membunuh setidaknya 30 orang pada hari Jumat (11/7), termasuk 10 orang dalam Perang Selatan.
Kematian terjadi ketika PBB mengatakan bahwa hampir 800 orang tewas ketika mencoba mengakses makanan di Gaza sejak akhir Mei 2025, ketika Israel melonggarkan pembatasan pengiriman yang berlangsung selama lebih dari dua bulan.
Juru bicara Kantor Hak Asasi Manusia PBB Ravina Shamdasani mengatakan sebagian besar kematian terjadi di dekat fasilitas yang dioperasikan oleh Gaza Humanitarian Foundation (GHF) yang didukung oleh AS dan Israel.
“Kami telah mencatat 798 pembunuhan, termasuk 615 di sekitar lokasi GHF,” sejak operasi kelompok dimulai dari akhir Mei hingga 7 Juli, kata Shamdasani seperti yang dilaporkan oleh AFP pada hari Jumat (11/7).
Operasi GHF telah rusak dan sering melaporkan pasukan Israel yang menembak mereka yang menunggu untuk mengambil Jatah.
Badan PBB dan kelompok kelompok itu menolak untuk bekerja dengan yayasan karena kekhawatiran yayasan dirancang untuk melayani tujuan militer Israel dan melanggar prinsip -prinsip dasar kemanusiaan.
Menanggapi angka PBB, tentara Israel mengatakan telah mencoba meminimalkan “kemungkinan gesekan antara penduduk dan (militer) sebanyak mungkin”.
“Setelah insiden yang melaporkan cedera pada publik yang tiba di fasilitas distribusi, inspeksi komprehensif telah dilakukan … dan instruksi telah dikeluarkan untuk militer di lapangan berdasarkan pelajaran yang dipilih,” katanya.
Petugas Pertahanan Sipil Gaza Mohammed al-Mughayyir mengatakan 10 orang ditembak oleh pasukan Israel pada hari Jumat (11/7) sambil menunggu persediaan di daerah Al Shakoush di barat laut Rafah.
Lokasi adalah tempat untuk laporan pemotretan berulang tentang pencari bantuan.
(AFP/CHRI)