Berita 3 Cagub Jatim Debat Sengit soal Kematian Kanker hingga Stroke Tinggi

by


Surabaya, Pahami.id

Ketiga calon gubernur Jawa Timur (Jawa Timur) perdebatan sengit mengenai angka risiko tinggi dan kematian karena penyakit kankerjantung, stroke, dan uro-nefrologi (KJSU) di Jawa Timur dibandingkan rata-rata nasional.

Hal itu terjadi pada debat publik perdana Pilgub Jatim 2024 bertema ‘Transformasi Sosial dan Peningkatan Produktivitas Sumber Daya Lokal Demi Kesejahteraan Masyarakat Jatim’ di Graha Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Jumat (18/1). 10).

Mulanya, calon gubernur nomor urut 1 Luluk Nur Hamidah mendapat pertanyaan seputar kematian KJSU di Jawa Timur, tertinggi keenam secara nasional.


“Hasil survei kesehatan Indonesia tahun 2023, Jawa Timur menempati urutan keenam untuk penyakit kanker jantung dan stroke, sedangkan untuk penyakit ginjal menempati urutan ke-15. Apa saja kandidat program untuk mengurangi kejadian dan meningkatkan pelayanan KJSU di Jawa Timur?” membaca pertanyaannya.

Luluk mengatakan, untuk mengatasinya yang terpenting adalah pencegahan dengan menyadarkan masyarakat akan pola hidup sehat sebagai upaya preventif.

Kedua, dia ingin puskesmas di Jatim mendapat fasilitas atau alat kesehatan yang bisa mendeteksi kelainan KJSU lebih dini, termasuk di daerah terpencil.

“Ketiga, kita akan memberikan beasiswa afirmatif agar di daerah seperti Madura dan daerah terpencil kita bisa melahirkan lebih banyak dokter spesialis, yang bisa mengatasi masalah ketimpangan sehingga penyakit jantung dan kanker bisa teratasi. Karena permasalahan kita juga karena ketersediaan. . “Dokter dan staf medis sedang menangani masalah ini,” katanya.

Calon Gubernur nomor urut 2 Khofifah Indar Parawansa pun menjawab. Menurutnya, Pemprov Jatim di bawah kepemimpinannya selama lima tahun terakhir telah melakukan beberapa langkah. Salah satunya dengan mengirimkan tenaga medis perawat ke seluruh desa di Jawa Timur.

“Sebenarnya Pemprov Jatim sudah mengirimkan perawat ke seluruh desa se-Jatim. Semua desa, jadi semua puskesmas akan didampingi oleh perawat yang dikirim Pemprov Jatim, se-Jatim,” kata Khofifah.

Berikutnya, ia bersama Emil juga meluncurkan situs digital e-DESI di Dinas Kesehatan Jawa Timur, agar masyarakat bisa melakukan deteksi dini. Selain itu, ia juga mendirikan pusat stroke di RSUD Dr Soetomo dan RS tipe A lainnya milik Pemprov Jatim.

“Kemudian akan ada pusat jantung baru dan kemudian pusat onkologi. Artinya upaya promosi dan rehabilitasi, Insya Allah sudah kita siapkan, tapi tentunya kita berharap masyarakat Jatim sehat,” ujarnya.

Sementara itu, calon gubernur nomor urut 3 Tri Rismaharini mengaku akan memberikan universal health coverage (UHC) atau sistem jaminan kesehatan gratis bagi seluruh warga Jawa Timur.

Kedua, Risma juga akan membuka fasilitas kesehatan di lima kantor koordinasi daerah di Jatim untuk rujukan penyakit jantung, otak, dan kanker. Sehingga tentunya, kata Risma, dibutuhkan dokter yang akan bekerja di lima Balkorwil. Namun kenyataannya dokter pengelola KJSU di Jawa Timur masih kurang.

“Karena dari data yang ada, dokter spesialis di bidang jantung dan stroke masih sangat sedikit, oleh karena itu kami akan memberikan beasiswa bagi dokter yang akan mencari dokter spesialis dan mau tinggal di Bakorwil-Bakorwil,” kata Risma.

Pada akhirnya, Lulu pun mencelanya. Menurutnya, selama lima tahun terakhir, Khofifah kurang serius menangani persoalan kesehatan. Hal ini terbukti dengan tingginya angka kematian KJSU Jatim.

Terima kasih Puan Khofifah, karena Anda sudah lima tahun menjabat gubernur, seharusnya risiko dan korban jiwa KJSU tidak terjadi jika Anda benar-benar serius menangani kasus ini, kata Luluk.

Luluk mengaku tahu persis apa kebutuhan masyarakat Jatim. Sebab, ia punya pengalaman tersendiri karena mendiang ibunya terkena stroke. Menurutnya, kehadiran dokter spesialis penting untuk ditempatkan di berbagai rumah sakit pemerintah, terutama yang jauh dari kota.

“Ini harus menjadi prioritas bersama, agar Jatim bukan menjadi jagoan matinya KJSU, tapi menjadi daerah yang sehat dan bahagia,” tutupnya.

Debat publik perdana Pemilihan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Jawa Timur digelar di Graha Universitas Negeri Surabaya (Unesa), pukul 19.30 WIB, Jumat (18/10) malam.

Tiga pasangan calon yaitu Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim, Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak, Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans) berdebat dengan tema ‘Transformasi Sosial dan Peningkatan Produktivitas Sumber Daya Lokal untuk Kesejahteraan Rakyat. Jawa Timur’.

Dari tema utama tersebut muncul tujuh subtema yaitu Daya Saing dan Nilai Tambah Ekonomi; Pendidikan; Kesehatan; Demografi, Kemiskinan dan Ketimpangan; Masyarakat Digital; Ketahanan Sosial; dan Penguatan Budaya dan Identitas Lokal.

Sedangkan tujuh panelis yang ditunjuk KPU dalam debat ini adalah, Achmad Muhibin Zuhri selaku Pakar Pendidikan Agama dari Fakultas Keguruan & Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya; Muhammad Syarif sebagai Pakar Manajemen dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trunojoyo Madura.

Kemudian Adhitya Wardhono, Ekonom Pembangunan dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember; kemudian Sasongko Budisusetyo, Spesialis Akuntansi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universiti Hayam Wuruk Perbanas Surabaya; Ahmad Imron Rozuli sebagai Pakar Sosiologi Ekonomi dan Kelembagaan dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya.

Selanjutnya Dr Hidayatullah selaku Pakar Kesehatan dari Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo; terakhir Rina Wahyu Setyaningrum sebagai Pakar Pendidikan Bahasa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.

(frd/pta)