Jakarta, Pahami.id –
Sebanyak 24 negara Barat menyerukan invasi kejam Israel Strip Gaza Palestina Apa yang telah ada sejak Oktober 2023 untuk segera berakhir.
Dalam pernyataan bersama yang ditandatangani oleh masing-masing menteri luar negeri, 24 negara Barat, mayoritas sekutu Israel, mengatakan bahwa penderitaan para Gazaer telah “mencapai titik terdalam” sejalan dengan pengembangan operasi militer Israel ke Deir El-City di Gaza Tengah.
Setelah lebih dari 21 bulan Israel meluncurkan invasi brutal dan sewenang -wenang ke Gaza, Inggris, Prancis, Australia, strip Kanada, bersama dengan 21 negara Eropa lainnya dan Uni Eropa, mengeluarkan pernyataan bersama ini dan mengkonfirmasi bahwa operasi militer “harus berakhir sekarang”.
“Penderitaan warga sipil di Gaza telah mencapai tingkat yang sangat mengkhawatirkan,” kata pernyataan bersama seperti yang disebutkan Afp Pada hari Senin (7/21).
Dalam pernyataan itu, 24 negara Barat juga menyerukan gencatan senjata segera melalui negosiasi, pelepasan sandera yang ditahan oleh militan Hamas, serta akses ke bantuan kemanusiaan tanpa hambatan.
Dalam pernyataan ini, negara -negara barat kecuali Amerika Serikat juga mengutuk model distribusi model yang digunakan oleh Israel di Gaza. Menurut mereka, model distribusi kemanusiaan yang didukung AS sekarang “berbahaya, menciptakan ketidakstabilan, dan menghambat martabat manusia Gaza”.
Sejak akhir Mei, ketika Israel mulai melonggarkan pembatasan bantuan selama lebih dari dua bulan, PBB mencatat setidaknya 875 orang tewas di Gaza ketika mencoba mendapatkan makanan.
“Kami mengutuk distribusi bantuan yang sangat minim dan pembunuhan tidak manusiawi kepada publik, termasuk anak -anak, yang hanya mencoba memenuhi kebutuhan dasar seperti air dan makanan,” kata pernyataan itu.
Panggilan itu disajikan ketika Deir El Balah dihantam oleh serangan besar oleh Israel pada hari Senin.
Sehari sebelumnya, tentara Israel memerintahkan penduduk di wilayah Tengah Gaza untuk pindah segera karena ekspansi operasi, termasuk “di daerah yang belum pernah tercapai”.
Menurut perkiraan awal Badan Kemanusiaan PBB (OCHA), sekitar 50.000 hingga 80.000 orang berada di wilayah tersebut ketika pesanan transfer diumumkan.
Sementara itu, gangguan brutal Israel ke Gaza Strip sejak Oktober 2023 telah menewaskan hampir 60 ribu warga Palestina. Mayoritas kematian adalah anak -anak dan wanita.
(RDS)