Jakarta, Pahami.id –
Asosiasi Buddha Muda (YBA) menyoroti tindakan Presiden Prancis Emmanuel Macron Sampai Letnan Sekretaris Kabinet Kolonel Teddy Indra Wijaya yang menyentuh patung Buddha di stupa tertinggi Candi Borobudur atau Kunto Bimo.
Dalam pernyataannya, YBA berpikir ini bukan kesalahan murni dari Macron, Lady First Lady Brigitte Macron, dan Letnan Kolonel Teddy. Mereka mengatakan tindakan itu mungkin karena mereka tidak tahu apakah itu dilarang.
“Ini bukan kesalahan Presiden Macron, wanita Prancis pertama Brigitte Macron dan Letnan Kolonel Teddy. Mungkin mereka tidak tahu bahwa melakukan mitos Kunto Bimo tidak lagi diizinkan di Kuil Borobudur,” katanya seperti dikutip dari akun X pada hari Jumat (5/30).
Pahami.id telah menerima izin untuk mengutip pernyataan ini.
YBA mengatakan bahwa mitos Kunto Bimo yang diketahui oleh komunitas sekitarnya dilarang karena hanya memiliki efek merugikan pada pelestarian Kuil Borobudur.
Panduan wisata di Kuil Borobudur, kata mereka, juga telah menjadi tugas yang baik dan informatif dengan menjelaskan larangan tidak memanjat atau tidak menghormati seperti menempati stupa di kuil Borobudur yang merupakan objek suci dari ibadat Buddha.
Oleh karena itu, YBA menilai bahwa aturan pelestarian harus digunakan tanpa logging selektif untuk semua pengunjung kuil Borobudur.
“Turis dan pengunjung semuanya mematuhi ini dalam bentuk cinta dan menjaga kuil Borobudur sehingga dapat dilestarikan untuk disampaikan kepada anak -anak dan cucu -cucu kita,” katanya.
“Aturan pelestarian ini tidak boleh selektif sampai kita semua menjaga kuil Borobudur sebagai objek tujuan wisata keagamaan,” katanya.
YBA menekankan bahwa semua pihak harus bertanggung jawab untuk melestarikan kuil Borobudur yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya oleh UNESCO dan merupakan kebanggaan Indonesia.
“Sederhana -Kami bisa ringkas di masa depan demi kepentingan mempertahankan Kuil Borobudur,” katanya.
(TFQ/DAL)