Jakarta, Pahami.id –
Warga negara Indonesia (Warga negara Indonesia) yang merasa di Prancis mengadakan tindakan ‘bergerak Prancis’ di tempatnya 100 meter dari Kedutaan Besar Indonesia di Paris pada hari Jumat (5/9).
Ada beberapa klaim yang diajukan dalam tindakan ini. Di antara mereka adalah, menuntut agar kekejaman yang dilakukan oleh pihak berwenang segera berhenti, memberantas korupsi, untuk menyoroti masalah peningkatan upah dan tunjangan manusia.
Lusinan tindakan yang dibawa ke jalan hari ini berasal dari berbagai lingkaran. Dimulai dengan siswa, pekerja asing, seniman, ibu rumah tangga, untuk orang Prancis yang berpartisipasi dalam permainan dengan membawa poster yang berisi tuntutan dan kritik yang ditunjukkan kepada pemerintah Indonesia.
Dalam aksi tersebut, publik juga menyatakan belasungkawa terdalam dari korban sebagai kematian aksi nanti.
Tidak hanya itu, massa tindakan juga menuntut pelepasan rekan aktivis yang masih ditahan oleh polisi di beberapa kota.
Rencananya juga akan diadakan lagi di Place de la Bastille, Paris, Minggu (7/9) sekitar 14:00 waktu setempat.
Sementara itu, gerakan persatuan Belanda dan Indonesia di Belanda juga mengadakan persatuan ke kedutaan Indonesia di Den Haag pada hari Kamis (4/9).
Tindakan itu, diikuti oleh hampir 400 orang, dilakukan sebagai bentuk dukungan bagi para korban dan keluarga korban kekerasan dari alat -alat negara, terutama selama demonstrasi yang terjadi dari 25 Agustus hingga hari ini.
Selain itu, gerakan Persatuan Belanda juga mendukung klaim 17+8 orang Indonesia dan membawa tuntutan khusus yang dibuat kepada perwakilan kedutaan Indonesia di Belanda.
Pada saat itu, massa tindakan telah membaca klaim persatuan Belanda. Isi klaim tindakan, antara lain, telah sangat mengutuk gelombang baru otoritarianisme dan militerisme di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Selain itu, penindasan rakyat tidak hanya oleh Kepolisian Nasional dan TNI, tetapi juga dikonfirmasi melalui peraturan, kebijakan, dan praktik keterampilan seperti kontrol media terhadap kejahatan peserta dalam tindakan dan aktivis.
“Saya berharap ini bukan tindakan terakhir, tetapi lebih ringan untuk melakukan gerakan lain,” kata perwakilan dari gerakan Persatuan Belanda.
Demonstrasi Agustus (Foto: Pahami.id/Agder Maulana) |
(DIS/DMI)