Berita WNI Berlindung di Bunker saat Rudal Israel Bombardir Lebanon Selatan

by


Jakarta, Pahami.id

Kedutaan Besar Republik Indonesia atau KBRI Beirut menyatakan bahwa ada warga negara Indonesia (warga negara Indonesia) yang berlindung di benteng ketika ratusan rudal menghantam Israel sedang hujan Libanon selatan.

Kepala Bidang Perekonomian KBRI Beirut, Yosi Aprizal, mengatakan terdapat 11 WNI di Lebanon selatan, wilayah yang dikuasai milisi Hizbullah dan sasaran serangan Israel. Yosi mengatakan, ada seorang WNI di Lebanon Selatan yang melarikan diri dan mengungsi di sebuah benteng.


“Ada beberapa orang kita yang bekerja di badan PBB dan mereka selamat,” kata Yosi saat dihubungi CNNIndonesia.comSenin (23/9) malam.

Ia kemudian mengatakan, “Informasinya juga ada di dalam bunker. Jadi Insya Allah aman. Kami akan terus pantau WNI,” imbuhnya.


Yosi juga mengatakan, ada tiga orang WNI yang dievakuasi dari Nabatieh, Lebanon bagian selatan karena wilayah tempat tinggal mereka menjadi sasaran misil Israel.

Ketiga WNI tersebut, lanjutnya, akan dibawa ke tempat aman yang merupakan shelter center KBRI Beirut.

Secara terpisah, Duta Besar Indonesia untuk Lebanon Hajriyanto Thohari mengatakan tidak ada warga Indonesia yang menjadi korban serangan Israel di Lebanon.

“Tidak ada warga Indonesia yang menjadi korban,” ujarnya.

Hajriyanto juga mengatakan, perbatasan antara Lebanon selatan dan Israel kini relatif kosong.

“Warga mengungsi ke Beirut,” tambahnya.

Israel meluncurkan ratusan roket ke Lebanon dalam 48 jam terakhir.

Pada hari Senin, Israel mengirim 300 rudal ke Lebanon selatan. Keesokan harinya, mereka masih melakukan hal yang sama.

Serangan Israel ke Lebanon menyebabkan hampir 500 orang tewas dan lebih dari 400 orang terluka.

Serangan tentara Zionis juga menyebabkan jalanan menjadi padat karena masyarakat di Lebanon selatan berbondong-bondong mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Eskalasi di perbatasan kedua negara meningkat setelah ribuan pager dan perangkat elektronik lainnya meledak di Lebanon pekan lalu.

Hizbullah menuduh Israel berada di balik ledakan tersebut. Berbagai sumber juga mengatakan unit-unit tentara Zionis telah menanam bahan peledak di pager yang diimpor ke Lebanon untuk Hizbullah.

Ledakan pager tersebut terjadi setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu ingin memperluas perang di perbatasan selatan Lebanon dan Israel.

(isa/rds)