Surabaya, Pahami.id –
A Buaya muara Mengukur 2 meter dari rumah Manyar Sabrangan, Gang III, Surabaya. Reptil predator adalah hewan peliharaan Zainudin (52).
Zainudin mendapat buaya saat memancing di Sungai Kali Kali Jagir, Wounchromo, enam tahun yang lalu atau pada tahun 2019. Pada waktu itu, ia tertarik membawanya pulang karena pemuda masih muda.
“Ya, di masa lalu karena ukurannya 60 cm lucu. Benar, masih kecil, masih lucu, lucu,” kata Zainudin pada hari Selasa (10/6).
Dia menyebutkan bahwa buaya peliharaannya dibuat dengan panggilan Coki. Nama itu diambil dari buaya Inggris, buaya. Dalam sehari, Coki diberikan 1 kilogram kepala ayam.
“Saya menyebut Coki seperti itu, karena bahasa Inggris adalah buaya,” katanya.
Di rumah Zainudin, buaya ditempatkan di kandang besi. Ada kolam di dalamnya.
Dia mengatakan buaya yang telah dipertahankan selama enam tahun terakhir tampaknya diperbesar, dia takut dan ingin menyerahkannya kepada BKSDA.
“Yah, setelah kita tumbuh dewasa, kita khawatir, takut, berbahaya,” katanya.
Petugas BPBD Surabaya City juga memindahkan buaya dari rumah Zainudin. Transfer berlangsung selama 30 menit dan berjalan secara dramatis.
Sejumlah petugas dengan peralatan lengkap di kolam renang yang siap 2 meter untuk menghentikan gerakan buaya agar aman bergerak.
“Ya, saya lega, terima kasih kepada bksda, bpbd, teman media.
Zainudin mengaku memiliki ikatan emosional dengan buaya bernama Coki. Meskipun dengan sedih terpisah, ia berharap buaya muara dapat hidup panjang.
“Saya berharap dia bisa menjalani kehidupan normal, harapan hidup,” katanya.
Petugas BPBD Kota Surabaya Krisna menjelaskan bahwa proses mentransfer Coki membutuhkan upaya tambahan karena ruang yang sempit.
Selain itu, buaya juga diluncurkan beberapa kali sehingga membuat petugas bermasalah. Tetapi Krisna memastikan bahwa transfer berjalan lancar.
“Kesulitan berada di kolam yang sempit, hanya dua meter. Jadi kita perlu Upaya Buat tambahan Luar“Jelas Krisna.
Buaya panjang dua meter ditransfer dengan metode snare node. Segera setelah tali ditangkap di kepala, petugas itu segera menarik keluar dan mengikat kaki buaya untuk menghindari pemberontakan.
Setelah aman, tiga petugas BPBD segera mengangkat buaya untuk dimasukkan ke dalam mobil dan dibawa ke kantor BKSDA untuk karantina di kandang pertama.
“Kami segera menutup matanya, kami mengikat kakinya, selesai, tetapi sebelum dia diluncurkan, pertandingan juga ada di sana, kami segera membawanya ke Bksda, kandang disediakan di sana,” katanya.
(FRD/WIS)