Batam, Pahami.id —
Warga di Pulau RempangKelurahan Sembulang, Kecamatan Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau, memperingati satu tahun tragedi Rempang di Jembatan 4 Barelang pada Sabtu (7/9) sore.
Setahun lalu, tragedi tersebut diperingati dengan menggelar aksi penolakan Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco City. Selain itu, peringatan ini juga dilakukan dengan menabur bunga dan berdoa.
Sudah setahun warga bentrok dengan aparat TNI/Polri menolak PSN Rempang Eco City. Akibat kejadian tersebut, banyak warga termasuk siswa sekolah yang terkena gas air mata.
“Pemerintah saat itu sangat kejam, saya tidak pernah membayangkannya,” kata seorang warga bernama Siti Hawa saat diwawancarai usai menggelar aksi.
Katanya, saat itu ada delapan anak di sekolah tersebut yang menjadi korban kekerasan aparat.
Sejak saat itu, Siti Hawa dan warga Pulau Rempang lainnya terus mempertahankan dan menjaga desanya agar tidak direbut pemerintah.
“Siapa pun kami, kami tidak takut, kami akan terus berjuang, meski nyawa kami taruhannya. Jangan hancurkan kami, kami minta PSN Rempang Eco City ditarik,” tegasnya.
Aris, warga Pulau Rempang lainnya, juga mengatakan, kejadian 7 September 2023 itu menimbulkan duka bagi warga Rempang.
Ia bersama warga Pulau Rempang lainnya terus menolak relokasi dan menolak PSN Rempang Eco City karena menilai investasi tersebut tidak ramah lingkungan.
Padahal, kata Aris, jika investasi tersebut ramah lingkungan maka warga tidak akan menolaknya karena membutuhkan pembangunan dan kemajuan untuk generasi mendatang.
“Kami terus menolak pemukiman kembali dan investasi yang tidak ramah lingkungan,” kata Aris.
Aris juga mengatakan, data BP Batam yang menyebutkan banyak warga yang setuju dipindahkan ke Pulau Banon tidak benar atau bohong.
Menurutnya, sebagai ketua RT di Desa Semulang Hulu, hanya ada tiga kepala keluarga yang tinggal di Pulau Banon selama beberapa bulan hingga satu tahun.
Persoalan data BP Batam hanya tipuan, tidak benar banyak warga yang pindah ke lokasi relokasi, ujarnya.
Ratusan warga memperingati tragedi Rempang yang terjadi pada 7 September 2023. Mereka datang dari berbagai desa, seperti Sembulang Hulu, Sembulang Pasir Merah, Sembulang Tanjung, Pasir Panjang, Sungai Buluh, Dapur 6, Sungai Raya, Blongkeng, Monggak, dan Tanjung Kertang.
Selain itu, warga yang ikut aksi juga menggelar salat Maghrib dan haji berjamaah. Mereka juga menyaksikan tragedi tahun lalu dan sejarah Pulau Rempang. Acara dilanjutkan dengan acara seni dan budaya yang dilaksanakan di lapangan sepak bola Dataran Muhammad Musa Sembulang.
(arp/pra)