Berita Wapres AS JD Vance Kritik Jerman Mau Bangun Kembali ‘Tembok Berlin’

by


Jakarta, Pahami.id

Presiden AS Amerika Serikat (AS) JD Vance mengkritik elit Jerman Untuk mencoba menghancurkan partai -partai politik yang ekstrem, alternatif untuk Jerman (AFD).

Menurutnya, AFD adalah partai paling populer di Jerman dan Jerman Timur yang paling mewakili.


“Sekarang para birokrat berusaha menghancurkannya,” katanya dalam akun X @jdvance pada hari Sabtu (3/5).

Vance menyebutkan bahwa tindakan elit Jerman untuk menghancurkan partai AFD sama dengan membangun kembali “Tembok Berlin”.

Tembok Berlin dibangun pada tahun 1961 oleh Republik Demokratik Jerman (Jerman Timur) untuk mencegah rakyatnya berfluktuasi ke Berlin Barat.

Pada 9 November 1989, Dinding Berlin runtuh. Setelah Tembok Berlin, Jerman Barat dan Jerman Timur dipersatukan.

“Di masa lalu barat mematahkan tembok Berlin bersama -sama, dan sekarang tembok itu dibangun kembali, bukan oleh Soviet atau Rusia, tetapi oleh elit Jerman itu sendiri,” kata Vance.

Pernyataan Vance dibuat saat mengomentari unggahan sekretaris AS Marco Rubio.

Rubio menyoroti Jerman yang memberi Badan Intelijen Domestik Jerman (BFV) kekuatan baru untuk mengawasi AFD. Menurutnya, tindakan Jerman tidak menunjukkan demokrasi, kecuali untuk penyamaran penyamaran.

Dia juga mengkritik BFV karena menyatakan AFD sebagai kelompok ekstremis.

“Apa yang benar -ekstrem bukanlah AFD yang populer, yang memenangkan tempat kedua dalam pemilihan terakhir, tetapi kebijakan imigrasi perbatasan terbuka dari pihak berwenang, yang ditentang oleh AFD, Jerman harus berpaling,” katanya.

AfD sering menyuarakan anti-imigrasi, xenophobia, untuk kebijakan Islamofobia. Partai telah menjadi target penyelidikan BFV dalam beberapa tahun terakhir.

Beberapa cabang AFD di daerah tersebut telah diberi label sebagai kelompok ekstremis kanan.

Dikutip AfpBFV mengatakan perangko kelompok ekstremis diberikan kepada AFD karena partai mereka dan koalisi mereka telah lama mencoba untuk “merusak kebebasan dan demokrasi” di Jerman.

“Partai ingin menghapus beberapa kelompok dari partisipasi sosial di Jerman,” kata BFV dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat (2/5).

BFV memberi contoh, AFD tidak mempertimbangkan orang -orang dengan latar belakang atau keturunan imigran dari Muslim -Muslim atau negara Muslim yang setara dengan Jerman asli.

Dengan klasifikasi ini, lembaga keamanan Jerman memiliki lebih banyak kekuatan untuk memperketat pergerakan AFD, termasuk mengetuk panggilan telepon dan menggunakan nama panggilan dalam pemantauan.

(FBY/DMI)