Jakarta, Pahami.id —
Wakil Menteri (Wamen) Transmigrasi Viva Yoga melepas 15 kepala keluarga transmigran asal Bantul, Sleman, Kulon Progo, Gunung Kidul dan Kota Yogyakarta sebagai bagian dari realisasi Program Transmigran Karya Nusa.
Total yang diberangkatkan sebanyak 51 orang dengan rincian 3 kepala keluarga dan 9 orang ke lokasi transmigrasi di Torire, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah; dan 12 kepala keluarga serta 42 jiwa akan ditempatkan di Taramanu Tua, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat. Para transmigran akan mendapat lahan seluas 2 hektar dan jaminan hidup selama 1 tahun.
Dalam sambutannya Wamenhub menyampaikan bahwa para transmigran akan menjadi petani kopi atau kakao. Komoditas yang dibudidayakan dan dikelola di setiap wilayah transmigrasi disesuaikan dengan karakteristik wilayah.
Ia menyatakan perpindahan penduduk melalui transmigrasi merupakan wujud kepedulian pemerintah untuk menciptakan kesejahteraan dan mengentaskan kemiskinan. Para transmigran hadir di lokasi pemukiman tidak hanya untuk meningkatkan kesejahteraan dirinya sendiri, namun juga bagi masyarakat lokal yang tinggal di wilayah transmigrasi.
“Kesejahteraan dibangun tidak hanya bagi para transmigran yang menempati unit hunian, namun juga bagi masyarakat setempat,” kata Viva Yoga.
Menurutnya, upaya mewujudkan kesejahteraan akan menciptakan keluarga yang terjamin kebutuhan gizinya di masa depan, sehingga mampu meningkatkan sumber daya manusia yang unggul sesuai cita-cita Presiden Prabowo Subianto. Selain itu, program transmigrasi juga bertujuan untuk menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi baru melalui kegiatan ekonomi, sosial dan budaya.
Program transmigrasi merupakan turunan dari Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yaitu membangun dari desa dan dari bawah ke atas untuk pemerataan ekonomi dan mengentaskan kemiskinan, kata Viva Yoga.
Salah satu transmigran tersebut adalah Nurvrianto asal Kabupaten Bantul yang memiliki dua orang anak. Sehari-harinya Nurvrianto bekerja sebagai penjual kebab. Karena kebutuhannya semakin besar, ia memutuskan untuk mengikuti program transmigrasi.
Nurvrianto mendaftar ke dinas transmigrasi setempat dan dinyatakan lolos pemilu. Sebelum ditempatkan di daerah tujuan, ia bersama 14 kepala keluarga lainnya mendapat pelatihan berbagai hal seperti cara mengolah lahan, menanam komoditas unggulan, dan manajemen usaha.
Usai melihat lokasi pemukiman, Nurvrianto mengaku semakin bertekad membawa keluarganya pindah.
“Motivasi saya ikut transmigrasi adalah ingin menjadi lebih baik,” ujarnya.
Selain itu, Viva Yoga mengingatkan para transmigran untuk terus berkomunikasi dengan pemerintah daerah dan Kementerian Transmigrasi jika mengalami berbagai tantangan.
“Dengan Program Trans Karya Nusa, hidup Anda bisa menjadi lebih baik,” pungkas Viva Yoga.
Sebelum diberangkatkan secara resmi, para transmigran juga mendapat bantuan pemenuhan kebutuhan sehari-hari dari Kementerian Transmigrasi, Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Provinsi DIY, serta Dinas Sosial, Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kota Yogyakarta.
(rea/rir)

