Jakarta, Pahami.id —
Puluhan ribu warga masuk Semenanjung Gaza Palestina semakin menderita akibat hujan musim dingin yang melanda wilayah tersebut.
Situasi ini terjadi ketika mayoritas warga Gaza masih tinggal di tenda-tenda sementara, menyusul hancurnya wilayah yang dilanda invasi Israel selama dua tahun terakhir.
Sejauh ini, 15 orang termasuk tiga bayi di Gaza meninggal karena hipotermia akibat hujan lebat dan suhu yang terus turun pada musim dingin ini.
“Saya tidak dapat menemukan tempat tinggal di Gaza, kecuali Pelabuhan Gaza,” kata pengungsi Palestina Mohammed Maslah Al Jazeera.
“Saya terpaksa tinggal di sini karena rumah saya berada di bawah kendali Israel. Hanya setelah beberapa jam diguyur hujan, kami basah kuyup,” tambahnya.
Di Deir al-Balah, ibu empat anak yang pindah dari Jabaliya di utara, Shaima Wadi, berbicara kepada Pers Terkait.
“Kami sudah dua tahun tinggal di tenda ini. Setiap hujan turun dan tenda roboh menimpa kami, kami coba pasang potongan kayu baru,” ujarnya.
“Dengan harga barang yang semakin mahal, dan tidak adanya pendapatan, kami hampir tidak mampu membeli pakaian untuk anak-anak atau kasur untuk mereka tidur.”
Tekanan suhu rendah atau polar low pressure disertai hujan lebat dan angin kencang melanda Jalur Gaza pada Sabtu (27/12). Ini merupakan sistem tekanan rendah kutub ketiga yang melanda wilayah Gaza dan diperkirakan akan terjadi lagi awal pekan ini, Senin (29/12).
Pihak berwenang memperingatkan suhu bisa mencapai titik beku dan hujan berpotensi meningkat menjadi badai besar.
Hujan lebat awal bulan ini membanjiri tenda-tenda dan tempat penampungan sementara di seluruh Gaza, dan sebagian besar bangunan hancur atau rusak akibat serangan Israel.
Organisasi-organisasi bantuan menyerukan Israel untuk mengizinkan lebih banyak tempat penampungan dan bantuan kemanusiaan lainnya masuk ke wilayah tersebut.
Kepala operasi lapangan Pertahanan Sipil Pelabuhan Gaza, Ibrahim Abu al-Reesh, mengatakan timnya menangani banyak panggilan darurat akibat cuaca buruk di kamp pengungsi.
“Kami berusaha keras untuk menutup sebagian tenda yang rusak ini dengan lembaran plastik setelah terendam air hujan,” ujarnya. Al Jazeera.
Ibrahim Al Khalili dari Al Jazeera, melaporkan dari Kota Gaza, mengatakan musim dingin menambah penderitaan puluhan ribu pengungsi Palestina yang tidak memiliki tempat berlindung yang aman.
“Penderitaan yang sama terulang setiap kali hujan membanjiri lingkungan dengan air berlumpur,” ujarnya.
(rnp/rds)

