Berita Trump Mulai Ragu Tunjuk Tony Blair di Dewan Pengawas Perdamaian Gaza

by
Berita Trump Mulai Ragu Tunjuk Tony Blair di Dewan Pengawas Perdamaian Gaza


Jakarta, Pahami.id

Presiden Amerika Serikat Donald Trump Mulai ragu mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair bisa menghadiri upacara damai Gaza.

Dalam pernyataannya kepada wartawan di Air Force One, Trump tidak yakin dengan keterlibatan Tony Blair dalam upacara yang akan mengawasi Pemerintahan Pasca Perang Gaza.


“Pertama, saya ingin melihat apakah Tony populer di kalangan semua orang, karena saya tidak tahu pasti,” kata Trump seperti dikutip Aljazeera.

Trump mengatakan dia ingin menentukan terlebih dahulu apakah Tony Blair cocok untuk peran tersebut.

“Saya suka Tony, saya selalu suka Tony, tapi saya harus memastikan dia adalah pilihan yang bisa diterima semua orang,” katanya.

Nama Tony Blair sebelumnya masuk dalam daftar anggota “Dewan Perdamaian” yang ditugaskan membawahi Pemerintahan baru Gaza dalam proposal Trump yang dikeluarkan Gedung Putih pada 29 September.

Namun, penunjukan Tony Blair telah banyak dikritik di masa lalu. Sebelumnya, Blair pernah terlibat dalam invasi AS ke Irak pada tahun 2003 yang memakan ribuan korban jiwa.

Mantan pemimpin Partai Buruh Inggris Jeremy Corbyn mengatakan peran Blair dalam invasi AS ke Irak membuatnya tidak layak terlibat dalam misi perdamaian di Gaza.

Keputusan mati Tony Blair untuk menyerang Irak telah memakan ribuan nyawa, dia tidak bisa berada di dekat Timur Tengah, apalagi Gaza, bukan Blair, Trump atau Netanyahu yang berhak menentukan masa depan Gaza, tapi Palestina, katanya.

Tony Blair adalah Perdana Menteri Inggris dari tahun 1997 hingga 2007. Ia merupakan pemimpin dunia yang mendukung Presiden AS George W. Bush dalam melancarkan invasi Irak.

Di bawah kepemimpinan Blair, Inggris mengirimkan puluhan ribu tentara untuk ikut serta dalam operasi militer. Saat itu, Tony Blair membujuk masyarakat dan Parlemen, dengan mengaku mendapat laporan intelijen bahwa Irak memiliki senjata pemusnah yang sangat besar -yang bisa digunakan dalam waktu singkat.

Beberapa tahun kemudian, tidak ada bukti bahwa Irak memiliki senjata pemusnah yang sangat besar – seperti yang dikatakan Tony Blair. Reputasi Tony Blair telah rusak karena hal ini.

(Blq/baca)