Berita Trump Klaim Tanggung Jawab atas Serangan Besar-besaran Israel ke Iran

by
Berita Trump Klaim Tanggung Jawab atas Serangan Besar-besaran Israel ke Iran


Jakarta, Pahami.id

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengaku bertanggung jawab atas serangan besar-besaran itu Israel ke Iran 13 Juni lalu. Pernyataan ini bertentangan dengan klaim AS sebelumnya bahwa Israel bertindak secara sepihak.

“Israel menyerang lebih dulu, serangan itu sangat dahsyat, saya bertanggung jawab penuh atas serangan itu,” kata Trump kepada wartawan, Kamis (6/11).

“Ketika Israel pertama kali menyerang Iran, itu adalah hari yang luar biasa bagi Israel karena serangan itu menimbulkan lebih banyak kerusakan dibandingkan gabungan semua serangan lainnya,” tambah Trump, seperti dilansir Al Jazeera.


Pernyataan Trump muncul ketika ia mendesak Partai Republik untuk menghilangkan “filibuster” dalam undang-undang yang disahkan Senat dengan mayoritas sederhana.

Menurut Trump, partainya harus terlebih dahulu mengikuti aturan Senat, sama seperti Israel melancarkan perang melawan Iran.

Pada tanggal 13 Juni, serangan besar Israel terhadap Iran menewaskan beberapa jenderal penting, pakar nuklir, dan banyak warga sipil. Iran merespons dengan meluncurkan ratusan rudal ke Israel.

Amerika Serikat kemudian ikut menyerang dengan mengebom tiga fasilitas nuklir utama Iran. Namun, pada awal serangan, AS mengatakan Israel bertindak sendiri.

“Malam ini, Israel mengambil tindakan sepihak terhadap Iran. Kami tidak terlibat dalam serangan terhadap Iran, dan prioritas kami adalah melindungi pasukan AS di kawasan,” kata Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio saat itu.

Sejak serangan itu, Trump berulang kali mengklaim bahwa AS telah “menghancurkan sepenuhnya” program nuklir Iran. Sementara itu, pada pekan ini, Trump sendiri mengatakan dirinyalah yang memulai perang tersebut sejak awal.

Dalam beberapa minggu terakhir, Trump telah menegaskan kembali bahwa dia ingin mencapai kesepakatan dengan Iran yang memungkinkan Teheran menjalin hubungan formal dengan Israel.

Pada bulan-bulan awal masa jabatan keduanya sebagai presiden, Trump membuka negosiasi dengan Iran mengenai program nuklirnya, dan berulang kali menekankan bahwa ia menginginkan kesepakatan dengan Teheran.

(DNA)