Jakarta, Pahami.id –
Presiden Amerika Serikat Donald Trump Ancaman berulang akan menyerang Ian Untuk memaksa Teheran kembali ke negosiasi tentang denuklirisasi.
Ancaman Trump diikuti oleh Pentagon dengan mengerahkan bomber B-2 di tengah ancaman AS untuk menyerang Iran.
Menteri Pertahanan Iran Pete Hegseth mengatakan bahwa penggunaan Jet Bomber B-2 tergantung pada sikap Iran untuk menanggapi ancaman Trump.
Trump sebelumnya mengembalikan ancaman pada hari Rabu (9/4) untuk menyerang Iran jika negara sekutu Rusia bersikeras membuat senjata nuklir.
“Saya tidak banyak bertanya, tetapi mereka tidak dapat memiliki senjata nuklir. Jika kita membutuhkan operasi militer, kita akan melakukannya (melawan Iran),” kata Trump dari Reuters.
“Tentu saja, Israel akan menjadi pemimpinnya (serangan terhadap Iran), tidak ada yang memutuskan kami, kami melakukan apa yang kami inginkan,” kata Trump.
Trump sendiri tidak menyebutkan secara rinci jalan dan ketika AS akan menyerang Iran.
Namun, Menteri Pertahanan sebagai Pete Hegseth tidak mengesampingkan kemungkinan jika Pentagon menggunakan bomber B-2.
Pentagon mulai memindahkan bomber B-2 ke pangkalan militer As-Inggris di Pulau Diego Garcia, Samudra Hindia, pada bulan Maret.
Transfer dilakukan di tengah operasi militer AS membom Yaman dan meningkatnya ketegangan dengan Iran.
Ketika ditanya tentang rencana untuk memindahkan beberapa pembom B-2 ke Pulau Diego Garcia untuk memberi Iran pesan ancaman, Hegseth mengatakan: “Kami membiarkan mereka (Iran) memutuskan.”
“(B-2) adalah aset yang luar biasa. Itu bisa menjadi pesan untuk semua orang,” kata Hegseth seperti dikutip oleh Reuters.
“Presiden Trump dengan jelas mengatakan Iran seharusnya tidak memiliki bom nuklir. Kami sangat berharap bahwa Presiden (Trump) akan fokus pada upaya yang aman,” kata Hegseth.
(BAC)