Jakarta, Pahami.id –
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah membuat “pernyataan yang sangat menjanjikan” tentang gencatan senjata yang diusulkan Rusia dan Ukraina.
Komentar Trump datang setelah Putin mengatakan dia mendukung gagasan gencatan senjata 30 hari tetapi memiliki pertanyaan serius tentang rencana tersebut.
“Dia membuat pernyataan yang sangat menjanjikan tetapi tidak lengkap,” Trump, yang bertemu dengan kepala NATO Mark Rutte di Gedung Putih, mengatakan kepada wartawan ketika ditanya tentang pernyataan Putin.
“Aku benar -benar ingin bertemu dengannya atau berbicara dengannya, tetapi kita harus menyelesaikannya (perjanjian gencatan senjata) dengan cepat.”
Messenger khusus Trump Steve Witkoff tiba di Moskow pada hari Kamis untuk berbicara tentang Ukraina. Menurut Trump, itu akan menjadi “momen yang sangat membuat frustrasi bagi dunia” jika Rusia menolak rencana perdamaian.
“Ada banyak perincian dari perjanjian akhir yang sebenarnya telah dibahas. Sekarang kita akan melihat apakah Rusia ada di sana dan, jika tidak itu akan menjadi momen yang sangat membuat frustrasi bagi dunia,” kata Trump.
Trump juga memberikan gambaran tentang negosiasi untuk perdamaian yang lama setelah gencatan senjata, termasuk daerah mana yang akan diserahkan oleh Ukraina ke Rusia.
Rusia meluncurkan intrusi skala penuh ke Ukraina pada Februari 2022.
“Kami tidak bekerja dalam kegelapan, kami telah berdiskusi dengan Ukraina tentang tanah dan sebidang tanah yang harus disimpan dan disita,” katanya.
Dia menambahkan bahwa ada juga percakapan yang akan mendapatkan pembangkit listrik yang besar.
Trump tidak menyebutkan nama itu dan memberikan perincian tentang apa, tetapi pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhia, yang sekarang dikendalikan oleh Rusia, berada di garis depan pertempuran. Ini adalah pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa.
Negosiasi rumit karena mereka secara efektif “menciptakan perbatasan nasional,” tambah Trump.
Ukraina menyetujui proposal AS untuk gencatan senjata 30 hari dalam pembicaraan Arab Saudi minggu ini, menyusul perselisihan antara Presiden Trump dan Ukraina Volodyyr Zelensky di ruang oval pada 28 Februari.
(FRA/FRA/AFP)