Berita Trump Desak 6 Politikus Dipenjara Imbas Serukan Militer Tolak Perintah

by
Berita Trump Desak 6 Politikus Dipenjara Imbas Serukan Militer Tolak Perintah


Jakarta, Pahami.id

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump panggil enam politisi Partai Demokrat yang terlibat dalam video yang berisi ajakan kepada aparat militer untuk menolak perintah ilegal, sehingga dijebloskan ke penjara penjara.

Pernyataan pemimpin Partai Republik itu muncul sehari setelah dia menuduh Partai Demokrat melakukan “penghasutan yang bisa dihukum mati.”

Dalam sebuah unggahan di media sosial pada Sabtu sore, Trump menulis dengan huruf kapital: “Para pengkhianat yang meminta militer untuk menentang perintah saya harus dipenjara sekarang, bukan berjalan di media palsu yang menjelaskan apa yang mereka katakan baik-baik saja.”


Meluncurkan AFPTrump menyebut pesan Partai Demokrat sebagai ‘pengkhianatan tingkat tertinggi’ dan menegaskan tidak ada interpretasi lain atas apa yang mereka katakan.

Politisi Demokrat mengkritik komentar Trump. Mereka menyebutnya sebagai ancaman kekerasan terhadap enam senator dan anggota parlemen, yang semuanya bertugas di komunitas militer atau intelijen.

Video tersebut, yang diunggah di media sosial pada Jumat lalu, menyerukan kepada tentara untuk “menolak perintah ilegal.” Video tersebut menampilkan enam Demokrat: Mark Kelly (Arizona), Elissa Slotkin (Michigan), Jason Crow (Colorado), Chris Deluzio dan Chrissy Houlahan (Pennsylvania), dan Maggie Goodlander (New Hampshire).

Mereka tidak menjelaskan apa perintahnya, namun Trump sebelumnya telah memerintahkan Garda Nasional dikerahkan ke berbagai kota untuk meredam kerusuhan, meski banyak pejabat setempat yang menolak.

Selain itu, Trump juga memerintahkan serangan terhadap kapal yang diduga penyelundup narkoba di Laut Karibia dan Samudra Pasifik, yang menewaskan lebih dari 80 orang dan dianggap ilegal oleh para ahli.

Trump sendiri telah beberapa kali menyebutkan hukuman mati sebelumnya. Pada tahun 2023, mantan perwira militer Mark Milley mengungkapkan bahwa dia diam-diam menghubungi rekan-rekannya di Tiongkok setelah kerusuhan di gedung Capitol pada 6 Januari 2021 untuk meyakinkan Beijing bahwa AS tetap stabil dan tidak berniat menyerang Tiongkok.

Sebagai tanggapan, Trump menulis di media sosial: “Di masa lalu, hukumannya adalah mati!”.

(fby/pta)