Berita Trump Cari Dana Darurat Buat Gaji FBI saat AS 3 Pekan Shutdown

by
Berita Trump Cari Dana Darurat Buat Gaji FBI saat AS 3 Pekan Shutdown


Jakarta, Pahami.id

Kerajaan Donald Trump sedang mencari dana darurat untuk membayar aparat penegak hukum, kapan Amerika Serikat sudah memasuki minggu ketiga penutupan pemerintahan atau penghentian operasi.

Juru bicara Kantor Manajemen dan Anggaran (OMB) menegaskan bahwa pihaknya sedang mencari opsi alternatif untuk memastikan pembayaran berjalan bagi pekerja yang bekerja di sektor-sektor dalam kategori penting.

Mereka yang diprioritaskan antara lain perwira militer dan aparat penegak hukum federal, yang harus bekerja di tengah penutupan.


Petugas penegak hukum termasuk Biro Investigasi Federal (FBI), Badan Penegakan Narkoba (DEA), Patroli Perbatasan AS, dan Penegakan Imigrasi dan Bea Cukai (ICE).

Seorang juru bicara Omb mengatakan pembayaran kepada personel militer dan penegak hukum akan berasal dari dana yang sebelumnya dialokasikan untuk penelitian dan pengembangan pertahanan, katanya seperti dikutip. BBCRabu (15/10).

Trump sebelumnya telah meminta Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth untuk menggunakan seluruh dana yang tersedia untuk membayar personel militer dan petugas penegak hukum pada 15 Oktober.

“Saya menggunakan kekuatan saya sebagai panglima tertinggi untuk bertanya langsung kepada Menteri Perang [Menteri Pertahanan] Pete Hegseth akan menggunakan semua upayanya untuk membayar gaji militer kami pada 15 Oktober, “kata Trump tentang izin sosial akhir pekan ini, mengutip Bukit.

Pemerintah, lanjutnya, merinci dana pembayaran tersebut.

“Saya tidak akan membiarkan Partai Demokrat menahan tentara dan seluruh uang tebusan keamanan dalam negeri kita dengan ditutupnya pemerintahan yang berbahaya ini,” kata Trump.

Menanggapi perintah tersebut, Kementerian Pertahanan menyatakan telah menyediakan sekitar US$ 8 miliar yang berasal dari dana penelitian, pengembangan, pengujian dan evaluasi dan evaluasi (RDTE) yang tidak diinginkan dari tahun anggaran sebelumnya.

Sejak 1 Oktober, pemerintahan yang dikuasai Republik telah ditutup. Akibatnya, sekitar 750.000 pekerja federal atau 40 persen dipecat tanpa bayaran. Pemerintah juga telah membatalkan setidaknya tujuh lembaga, dengan sekitar 4.000 pekerja.

Penutupan terjadi setelah Senat gagal mengesahkan RUU Anggaran. Partai Republik menuduh Partai Demokrat menyebabkan penutupan lembaga-lembaga pemerintah karena menolak memberikan suara.

Partai Demokrat tidak menerima hal ini dan menuduh Partai Republik bahwa penutupan tersebut terjadi di bawah kendali dan keputusan mereka.

(ISA/DNA)